Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh, Selamat datang di blogku ^_^ BINGKAI HATI: Juli 2011

SUMUR KEHIDUPAN

Kehidupan memang penuh dengan perjuangan untuk mencapai suatu cita cita, angan dan harapan. Sehingga kita kadang menjadi manusia yang buas dengan harta, kita menjaga bagai harimau menjaga santapan dikala kelaparan. Itu bukanlah munafik, tapi suatu realita sifat manusia yang lebih buas akan harta dan kemewahan.
Kita tidak tau mana batasan sukses, mana batasan berhasil, mana tingkat kaya, mana tingkat miskin, bahkan untuk menentukan level miskin saja dunia kebingungan. Semua dibatasi dengan benang semu. Kalau benang merah kita masih bisa melihat jelas, tapi disini kita tak dapat melihat lagi mana batasan benang tersebut, benangnya saja kita tidak dapat lihat, apalagi batasannya.
Namun kita tidak bisa memungkiri bahwa manusia butuh kebersamaan untuk berhasil, tidak ada satu orangpun di dunia ini dapat hidup tanpa bantuan orang lain, apalagi untuk mencapai tingkat sukses, atau bahagia, ataupun berhasil. Dengan kata lain manusia adalah makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi satu sama lain, saling kerja sama, saling bantu, saling menolong, atau saling apapun itu namanya adalah untuk kepentingan bersama atau kepentingan orang lain ataupun untuk kepentingan diri sendiri, yang mana ketiganya saling keterkaitan atau saling ketergantungan.
Saling tolong menolong untuk kepentingan diri sendiri, sudah pasti semua orang mau, walau memang masih ada orang nyentrik tidak mau ditolong dengan alasan mandiri, hingga kewalahan sendiri. Dan tipe ini sangat sulit untuk maju, dan biasanya kurang senang dengan kesuksesan orang lain.
Saling tolong untuk kepentingan bersama, nah disini sudah mulai muncul watak watak asli manusia, yang mempunyai sejuta alasan untuk menghindar, tapi kita tetap percaya masih banyak orang yang sangat ikhlas hingga ke level ini. Dimana sangat sulit sekali untuk merealisasikan suatu kegiatan bersama dalam mencapai tingkat keberhasilan sukses. Kecuali kalau digabung dengan saling tolong untuk bersama terutama untuk sendiri.
Nah ini dia nih, Saling tolong untuk kepentingan orang lain, waduh gimana ya manusia sebagai makhluk sosial kadang menganggap ini menjadi hal sial, misalnya untuk bantu orang lain kebanyakan diantara kita akan keberatan dan kadang merasa menjadi terganggu. Yah katanya sih hal itu lumrah, sehingga kita tak siap untuk bantu orang lain. Sebagai contoh kita lihat saja di acara acara televisi sebagai reality show, dimana untuk memperoleh suatu bantuan pertolongan akan sangat sulit di dapat.
Untuk itu aku ingin menyampaikan suatu makna kehidupan, yang mungkin anda sepakat, atau mungkin ragu, atau mungkin no comment, atau bahkan tak sepakat, Nah agar tidak sulit untuk beragumentasi, pandangan ini tidak saya tujukan bagi yang tidak sepakat, saya hanya menyampaikan bagi yang tidak sepakat, atau ragu atau no comment, agar direnungkan saja.
Makna kehidupan bagaikan air sumur, yang saya sebut AIR SUMUR KEHIDUPAN, dimana setiap orang sudah mempunyai sumur masing masing, dimana besar sumur setiap orang adalah berbeda beda, dan bahkan besar mata airnya juga pasti tidak sama ada yang menetes dan bahkan ada yang mumbul mumbul, kita tahu bahwa sumur itu mempunyai level tertentu, dimana dia mempunyai batas tertinggi dan juga batas terendah. Hal ini akan silih berganti antara musim hujan dan musim kemarau.
AIR SUMUR apabila dipakai oleh satu orang, air nya tidak akan meluber sampai ke atas, dan apabila tidak dipakai juga dia akan tetap segitu. Dan apabila dipakai oleh satu kampung, mungkin dia akan menurun tetapi pada pagi hari dia telah kembali seperti semula, seperti tidak pernah dipakai, demikian juga dengan AIR SUMUR KEHIDUPAN, apabila kita memakai sendiri kekayaan kita akan tetap segitu, tidak akan mungkin sampai meluber, kecuali yang mempunyai sumber air umbul, yang sudah pasti mengalir seperti sungai, dimana darma sosialnya mengalir kemana mana tanpa terbendung, ini tidak masalah.
Nah kembali pada yang mempunyai sumber sumur, perlu kita ingat bahwa apabila kita bersosial dengan royal, yakinlah bahwa kekayaan Anda tidak akan terkuras, dia akan kembali kelevel mana kita telah dipersiapkanNya, tapi ingat sumur Anda jangan Anda jebol untuk bantu orang lain sehingga sumur Anda jadi rusak dan tak berfungsi lagi. Contohnya, Anda membantu orang yang tidak mau bekerja, sehingga apapun bentuk pertolongan Anda akan sia sia adanya. Tapi bantulah yang pantas dibantu.
Jadi sebagai seorang dermawan tidak akan jatuh miskin karena ke dermawanannya, karena begitu banyak yang mendoakan kesuksesannya. Atau tidak ada orang yang kaya raya karena kekikirannya, tapi karena kegigihannya. Mungkin ini tidak dapat dimaklumi bila Anda tidak merenungkan, sekali lagi menjadi bersifat sosial bukan berarti memberikan sumur Anda pada orang lain ataupun menjebol sumur Anda. Tapi berikanlah porsi sesuai dengan mata air dalam sumur kehidupan Anda
Note :
Mari sikapi kehidupan ini,  syukuri apa yang diperoleh sehingga kita dapat memahami dan menjalankannya
Oleh : Dony Chandra

SAAT AIR MATA MEMBASUH LUKA

Kepedihan, cobaan, ujian, apapun namanya, akan berlalu seiring waktu. Saat air mata telah terkuras, kita akan sadar, saat bersedih sudah habis. Setiap momen pahit akan berlalu. Tersapu waktu. Jikapun waktu tak bisa menjanjikan kesembuhan, setiap luka akan menjadi alarm pengingat bahwa kita pernah merasakan suatu pengalaman berharga yang akan terkenang selamanya.
Dan, ya. Jadikan setiap kesedihan membuat dirimu kuat, jauh lebih kuat dari yang kamu duga, jauh lebih kuat dari yang orang kira, jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Caranya:



Admit it, it’s real
Terkadang kita tidak percaya, tidak benar-benar memahami apa benar tragedi ini terjadi? Kegagalan, kesedihan, kehilangan – rasanya itu hanya bisa terjadi pada orang lain, kan? Tidak demikian. Akuilah rasa sakit itu ada. Akuilah suatu ujian tengah melanda kita. Tidak perlu berpura-pura tak ada masalah. Jangan menyangkalnya karena ini nyata. Tidak perlu berjuang jadi superman yang kebal dari penderitaan, atau yang pantang menunjukkan kelemahan. Menangislah. Menangis sampai tertidur bila itu membuatmu lega. Nikmati kesedihan itu. Untuk sementara waktu. Anggap itu sebagai perhentian sementara untuk menyusun energi baru.

It’s not the end
Saat derita mengempas kita, itu bukan akhir dari segalanya. Perasaan manusia terus berganti, seiring detak waktu yang kian berlari. Di tengah gairah hidup yang memuncak, kita disentuh dengan takdir yang menyentak. Tidak apa. Segala duka hanya satu cara untuk menyadarkan bahwa kita hanya manusia. Sekalipun kejayaan sedang cemerlang, sekalipun sedang di atas awan, sesekali harus ‘turun kembali’ ke bumi, kan? Kepedihan mencolek kita, bahwa kita hanya makhluk kecil di hadapan-Nya. Jadi jangan berlama-lama. Biarkan diri tenggelam sejenak dalam rasa sedih, lalu bangun lagi! Buka jendelamu, di luar sana sinar matahari menghangat, siap menerangi harimu yang pekat. Banyak hal harus dilakukan, hidup harus terus berjalan.

Fall, then rise again
Setiap hal terjadi bukan tanpa alasan. Mungkin dengan cobaan yang datang, Allah menghendaki kita menjadi lebih kuat. Selalu ada rencana-Nya yang tak terjangkau nalar kita. Namun selama berprasangka baik, insya Allah akan ditemukan akhir yang baik. Namun percayalah, momen sepedih apapun akan berlalu seiring waktu, dan jadi pengalaman yang akan membentuk karakter, menempa diri kita, menjadkan diri kita pribadi yang lebih kuat dari sebelumnya.

Oleh: Elie Mulyadi



Bersyukur
Membuat hati kian lapang
Bersyukur
Menjadikan hidup semakin berkah
Bersyukur
Merupakan jalan mengundang kebaikan-kebaikan yang lain