Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh, Selamat datang di blogku ^_^ BINGKAI HATI: Motivasi
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

HATI YANG IKHLAS

20/02/2012
Orang yang ikhlas adalah manusia yang dilindungi oleh Allah dari penyakit hati tersebut. Rasulullah memberi peringatan kepada umat Islam agar menjauhi hal-hal yang bisa menodai dan mengikis sifat keikhlasan kepada Allah seperti sombong. Sabda Rasulullah SAW: ''Sedikit dari sifat riya itu adalah syirik.Maka, barang siapa yang memusuhi wali-wali Allah niscaya sesungguhnya dia telah memusuhi Allah. Sesungguhnya Allah sangat mengasihi orang yang berbakti dan bertakwa serta yang tidak diketahui orang lain tentang dirinya. Jika mereka tidak ada dan hilang dalam acara apapun, mereka tidak dicari oleh orang lain, dan kalau mereka hadir di situ mereka tidak begitu dikenali oleh orang lain. Hati nurani mereka umpama lampu petunjuk yang akan menyinari mereka hingga mereka keluar dari tempat yang gelap gelita.'' (Hadis riwayat Hakim)

Itulah harapan dan impian mereka dengan pengabdian yang penuh tulus dan ikhlas semata-mata karena Allah. Allah berfirman, ''Katakanlah: sesungguhnya solatku dan ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan mengatur seluruh alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikianlah aku diperintahkan dan aku (di antara seluruh umatku) adalah orang yang pertama Islam (yang berserah diri kepada Allah dan mematuhi perintah-Nya).'' (QS al-An'am, ayat 162 - 163).

Imam al-Ghazali menyatakan, semua manusia sebenarnya celaka, kecuali yang berilmu. Ilmuwan juga celaka, kecuali yang benar-benar mengamalkan ilmunya. Yang disebutkan terakhir ini pun celaka, kecuali yang menghiasi diri mereka dengan sifat ikhlas. Ringkasnya, selama seorang Muslim itu menyerahkan dirinya sepenuh hati kepada Allah dengan penuh keikhlasan, maka selama itulah segala gerak gerik dan diamnya, tidur dan jaganya akan dinilai sebagai satu langkah ikhlas dan tulus menuju keridaan Allah.

Tiga ciri ikhlas
Seorang yang ikhlas memiliki ciri tersendiri sehingga menjadi lambang keperibadiannya:

Pertama, tidak terpengaruh atau termakan oleh pujian dan cercaan orang lain. Bagi mereka segala pujian yang indah atau cercaan yang buruk adalah sama nilainya.

Kedua, tidak mengharapkan balasan atau ganjaran dari amal kebajikan yang pernah dilakukan, tetapi dia hanya mengharapkan keridaan Ilahi.
Rasulullah SAW bersabda: ''Pada hari kiamat nanti, dunia akan dibawa, kemudian dipisah-pisahkan, apa yang dikerjakan karena Allah dan apa yang dilakukan bukan karena Allah, lalu dicampakkan ke dalam api neraka.'' (Hadits riwayat Baihaqi)

Ketiga, orang yang tidak pernah mengungkit-ungkit kembali segala kebaikan yang pernah dilakukan. Artinya, orang yang selalu menyebut tentang kebaikan yang pernah dilakukan, apalagi menghina dan memburuk-burukkan orang yang pernah diberikan bantuan, maka sesungguhnya dia sangat jauh dari golongan orang yang ikhlas. Rasulullah SAW pernah memerintahkan kita agar bersedekah secara diam-diam, jauh dari penglihatan orang banyak. Umpama tangan kanan memberi sedangkan tangan kiri tidak mengetahuinya. Sabda Rasulullah SAW: ''Bahwa sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh dan rupa kamu, tetapi Dia hanya melihat kepada hati kamu.'' (Hadits riwayat Muslim)

~♥ Percayalah Jilbab akan Membuat Dirimu Terlihat Lebih Istimewa ♥~

03/02/2012
Seorang lelaki non muslim bertanya kepada lelaki muslim..

Lelaki non muslim : "Kenapa wanita agama kamu menutup aurat?"

Lelaki muslim menjawab sambil tersenyum dan mengeluarkan 2 buah permen dari dalam sakunya, lalu salah satu dari permen tersebut di buka bungkusnya yang kemudian di lemparkan kedua permen itu ke atas lantai. Lalu lelaki muslim bertanya kepada lelaki non muslim : "Di antara kedua permen itu, mana yang akan kamu pilih?"

Lelaki non muslim menjawab : "Sudah tentu yang masih dalam bungkusan"

Lelaki muslim berkata : "Begitulah kami melihat dan menghormati kaum wanita agar lebih terpelihara dan istimewa :)"

Ukhti.., percayalah, kau akan terlihat lebih cantik dan terhormat dengan jilbab yang kau kenakan. Hilangkan keraguan di hatimu, tak usah dengarkan apa kata orang. Biarlah mereka menganggapmu sok alimlah, sok sucilah.., yang terpenting Allah ridho dengan pilihanmu. Yakinkan diri, kuatkan tekadmu, kenakan kerudungmu dan pakailah pakaian yang syar’I seperti yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, dan berjilbablah karena Allah.

Hidayah itu mahal ukhti, karena tidak semua orang mendapatkannya. Lihatlah di luar sana, masih banyak saudari-saudari kita yang dengan bangga mempertontonkan auratnya. Dan banyak di antara mereka yang menjadi korban laki-laki yang tidak bertanggung jawab, akibat pakaian seksi yang mereka kenakan. Tidakkah terselip malu di hatimu, ketika keindahan tubuhmu dinikmati oleh banyak orang?. Seperti halnya ketika kau membeli barang di toko, bukankah kau lebih senang memilih barang yang masih terbungkus rapi, bukan barang yang telah di jamah oleh banyak orang sehingga tampak lebih kucel?. Seperti itulah perbedaan wanita berjilbab dengan yang tidak berjilbab.

Ukhti.., tidakkah kau menyadari begitu sayangnya Allah kepadamu. Allah mewajibkanmu berjilbab bukan tanpa alasan. Itu karena engkau begitu istimewa. Dengan menutup aurat, Allah ingin agar engkau lebih terjaga. Tidakkah kau merasa risih ketika mata laki-laki memandangi tubuhmu, sehingga muncul nafsu di diri mereka? Tidakkah kau merasa bersalah terhadap suamimu kelak ketika kecantikan tubuhmu bisa dinikmati oleh semua orang?. Ukhti, sayangi dirimu, tutuplah auratmu dengan jilbab, biarlah cantikmu hanya untuk suamimu kelak. Jadilah engkau muslimah yang “mahal” karena jilbab dan hijab yang engkau kenakan. Sungguh tidak ada kerugian yang akan engkau dapat ketika engkau menutup auratmu, engkau akan lebih terjaga, engkau akan lebih terhormat, engkau akan terlihat istimewa, dan engkau akan semakin di sayangi Allah..

Ukhti, coba dengarkan suara hatimu, karena terkadang dia jauh lebih jujur dan lebih paham tentangmu. Memang hidup adalah sebuah pilihan, dan aku yakin kau pasti lebih tau yang terbaik untuk kehidupanmu. Jangan sampai kau terlambat menyadarinya, karena kitapun tidak tahu kapan ajal akan menjemput kita. Hilangkan keragu-raguan di dirimu, mantapkan hati untuk ber “hijrah”, mencari keridhoannya, jangan hanya menunggu hidayah tapi jemputlah hidayah itu. Dan engkau akan menyadari bahwa dirimu begitu istimewa.

https://www.facebook.com/pages/-Karena-Berbagi-itu-Indah-/115954865091056

Saatnya Jatuh Cinta

29/01/2012
APAKAH Anda masih bernasib seperti Siti Nurbaya atau menikah tanpa diawali dengan cinta atau malah kehilangan cinta “di tengah jalan”, inilah saatnya Anda kembali jatuh cinta pada pasangan Anda!

Kata orang cinta itu bisa datang kapan saja dan menguap kapan saja. Namun demikian, dalam pernikahan tentu “kata orang” ini sudah tak dapat dijadikan rujukan lagi. Kita bukan lagi ABG yang sedang mengalami cinta sesaat dan cinta pun bukan “Jelangkung” yang datang tak dijemput pulang tak diantar.

Dijemput dan Dirawat

Dalam pernikahan jatuh cinta dan selalu dalam keadaan jatuh cinta adalah kondisi yang harus selalu diusahakan. Begitupun, cinta harus selalu dijemput dan diantarkan dengan segenap ketulusan bila kelak maut memisahkan. Dalam pernikahan, cinta bukanlah sesuatu yang jatuh bagaikan durian runtuh atau menunggu nasib baik yang sedang berpihak.

Karena, dalam berumahtangga, cinta adalah sesuatu yang harus diusahakan dan bila telah hadir, maka keharusan berikutnya adalah merawatnya. Layaknya orang yang tengah mengusahakan, maka yang harus bertindak pertama kali tentu haruslah berasal dari diri kita sendiri.

Cinta akan tumbuh manakala kita berusaha untuk menghadirkan cinta, melalui apa-apa yang kita usahakan. Menjadi pribadi yang layak untuk dicintai tentu adalah pilihan tak dapat ditawar lagi. Bagaimana mungkin kita menjadi pribadi yang layak dicintai, manakala kita tidak dapat menunjukkan betapa berharganya cinta yang kita miliki, sekaligus betapa ruginya bila cinta itu tak disambut oleh pasangan kita.

Bila kondisi seperti inilah yang berusaha kita hadirkan, tentu tak akan ada hati yang tak tergerak menyambut cinta yang kita berikan. Sungguh, cinta adalah keajaiban. Sesuatu yang tak akan dapat hadir dari sejumlah aturan, apalagi daftar panjang hak dan kewajiban. Ia hanya dapat hadir dari sejumlah ketulusan dan akhlaq terbaik yang kita hadirkan. Untuk menjemput satu kunci yang hanya dapat turun melalui berkahNya yaitu karuniaNya agar cinta dapat menjelma selamanya dalam hati kita.

Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah selama Beliau menikahi Khadijah ra dan mengarungi kehidupan bersamanya. Rasulullah tak pernah diam untuk mengusahakan agar cinta itu tetap tumbuh dan selalu dalam keadaan jatuh cinta.

Lihatlah betapa indahnya percakapan antara Rasulullah dan Khadijah berikut ini, “Duhai Dinda Khadijah, aku mencintaimu.” Maka Ibunda Khadijah pun menjawab, “Wahai Kakanda akupun mencintaimu bahkan sepuluh kali lipat lebih besar dari cintamu kepadaku.” Rasulullah kembali berkata, “Bagaimana jika cintaku kepadamu juga sepuluh kali lipat?” “Maka cintaku kepadamu akan menjadi seratus kali lipat.”

Subhanallah, indahnya jika pernikahan senantiasa disegarkan dengan kalimat-kalimat romantis seperti ini. Lebay (berlebihan)? Ya, cinta memang selalu lebay. Bila cinta tak lebay, maka mustahil bisa merekatkan dua orang dengan pribadi yang berbeda.

Karena itu, jangan pernah malu untuk mengekspresikan cinta Anda bahkan dengan cara yang paling lebay sekalipun. Seorang suami paling suka diperlakukan dengan cara yang istimewa, begitupun istri paling senang mendengar apa yang dinantikannya.

Tangga ke Surga

Lalu bagaimana jika hubungan kita dengan pasangan terlanjur kian terasa “adem ayem”? Maka pikirkanlah kembali apa yang Anda cari dalam pernikahan. Telaah kembali masak-masak apa yang membuat Anda dan dia bersedia menyatu dalam pernikahan. Bila alasannya adalah karena kecantikannya atau ketampanannya, karena status sosialnya, atau karena kemapanannya maka sudah saatnya Anda mengganti alasan-alasan tersebut menjadi alasan-alasan orang dewasa untuk jatuh cinta.

Sebuah syair Arab menggambarkannya dengan lebih gamblang, “Palingkanlah hatimu pada apa saja yang engkau cintai. Tidaklah kecintaanmu itu kecuali pada cinta pertamamu yaitu Allah Azzawajalla. Berapa banyak tempat tinggal di bumi yang ditempati seseorang. Dan selamanya kerinduannya hanyalah pada tempat tinggalnya yang semula.”

Artinya, begitu banyak alasan seseorang untuk jatuh cinta. Semuanya berujung pada kerinduan seseorang pada sebuah romantisme yang menjadi udara dalam kebersamaan. Nah, bila ini yang kita inginkan, maka kembalilah pada Yang Paling berkuasa atas segala cinta yang ada di dalam dada. Jadikanlah cinta yang masih tersisa dalam hati kita sebagai modal untuk meraih cintaNya dengan cara-cara yang juga dicintaiNya. Salah satunya adalah dengan kembali membangun cinta pada pasangan kita. Sungguh, semuanya adalah untuk Allah, sebagaimana kita pun hidup di dunia ini untuk-Nya.

Sementara itu, surga yang kita impikan pun hanya dapat diraih dengan membangun tangga yang kuat untuk meraihnya. Jalinan yang mengikat anak-anak tangga itu menjadi kuat itulah yang bernama cinta. Karena itu, jangan biarkan anak-anak tangga yang kita persiapkan itu berserak sia-sia hanya karena kita tak mengikatnya dengan cinta yang kokoh. Inilah yang disebut dengan alasan orang dewasa bahkan orang beriman untuk jatuh cinta. Jatuh cinta selalu untuk saling mengantarkan ke surga.

Sebagaimana yang digambarkan dalam ayat 71 surat At-Taubah:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَـئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّهُ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Kemudian, agar cinta senantiasa merekah dan jatuh cinta menjadi keseharian, nasihat dari istri Auf bin Muhallim Asy-Syibani pada anaknya nampaknya layak untuk sama-sama kita pegang teguh;

“Jadilah engkau orang yang paling mengagungkan dirinya, maka dia akan jadi orang yang memuliakanmu. Jadilah engkau orang yang paling mendukungnya, niscaya ia akan menjadi orang yang setia berada di sisimu. Dan ketahuilah anakku, engkau tidak akan pernah sampai pada apa yang engkau cintai darinya sampai engkau mendahulukan keridaannya atas keridaan dirimu, dan keinginannya atas keinginanmu terhadap segala hal yang engaku senangi dan engkau benci. Semoga Allah memberi kebaikan atasmu dan melindungimu.”

Meski nasihat di atas diperuntukkan istri Auf bin Muhallim Asy-Syibani pada puterinya, alangkah indahnya bila kehendak untuk mengutamakan pasangan atas keinginan diri sendiri menjadi hal yang sama-sama kita perjuangkan. Agar kebagiaan dan cinta ada di hati kita dan juga di hatinya.

*Kartika Trimarti, ibu rumah tangga tinggal di Bekasi

Sumber : hidayatullah.com

Jadilah Pribadi yang Dirindukan Kehadirannya

27/01/2012
Kehadiran Anda akan selalu dirindukan orang, apabila Anda :
menggunakan nama yang baik, berbicara dengan bahasan yang indah,
dan berlaku dengan cara-cara yang ramah di hati orang lain.
Dan jika mungkin,
jadikanlan kehadiran Anda pengindah waktu mereka

Sahabat saya yang baik hatinya,
adik-adik dan anak-anakku terkasih,

Jadilah pribadi yang dirindukan kehadirannya.

Kehadiran Anda akan selalu dirindukan orang,
apabila Anda:
menggunakan nama yang baik, berbicara dengan bahasa yang indah,
dan berlaku dengan cara-cara yang ramah di hati orang lain.

Dan jika mungkin, jadikanlah kehadiran Anda sebagai pengindah waktu mereka.

Maka indahkanlah nama Anda, tutur kata, dan cara-cara Anda dalam membawa diri.

Sebutlah nama orang lain dengan nada yang penuh kebaikan, dan senangkanlah mereka dengan menyampaikan terima kasih, pujian, dan anjuran ramah yang membangun.

Pastikanlah mereka meninggalkan Anda dengan hati yang lebih bergembira daripada saat mereka datang menemui Anda.

Sahabat saya yang baik hatinya,
yang sedang ditunggu ketegasannya untuk memutuskan yang baik, dan yang sedang dinantikan keikhlasannya untuk membarukan dirinya agar Anda berhak bagi kehidupan yang kualitasnya baru.

Jadilah pribadi yang karena kebaikan pekertinya, dirindukan oleh mereka yang merindukan kebaikan hidup.

Karena, setiap jiwa pasti merindukan kehadiran Anda yang membantu banyak orang menemukan kualitas-kualitas asli mereka, membangun kegembiraan dan rasa hormat kepada diri mereka sendiri, dan membantu memperjelas alasan dan tujuan perjalanan hidup mereka.

Mario Teguh

Mawas Diri

19/01/2012
Barangsiapa yang takut akan siksa Allah niscaya dia telah aman dari siksa-Nya. Barangsiapa yang mau mengambil pelajaran niscaya akan terbuka pandangannya, barangsiapa yang telah terbuka pandangannya niscaya dia akan memahami, dan barangsiapa yang telah memahami niscaya dia akan mengetahui dari pengetahuan Allah SWT.

Sebaik-Baik kehidupan adalah yang tidak menguasaimu dan tidak mengalihkan perhatianmu dari mengingat Allah SWT. Lihatlah wajahmu dicermin, jika wajahmu baik, maka anggaplah ia akan menjadi buruk dengan perbuatan-perbuatan buruk. Jika wajahmu buruk, maka anggaplah ia memang buruk dengan menggabungkan dua keburukan yaitu buruk rupa dan amal.

Celaan seseorang terhadap dirinya sendiri secara terang-terangan merupakan pujian terhadapnya secara diam-diam. Berhati-hatilah karena setan setiap orang adalah dirinya sendiri.

Kebutuhan-kebutuhan manusia saling berhubungan satu sama lain, seperti hubungan antara anggota-anggota tubuh. Jangan meminta sesuatu yang Dia tidak akan menerimanya, karena pasti Dia tidak akan memberikannya. Jangan menangguhkan pemberian kepada orang yang membutuhkan sampai pada keesokan harinya, sebab antisipasilah akan datangnya ajal.

Carilah kebutuhan dengan menjaga harga diri, karena sesungguhnya tangan Allah-lah yang akan memenuhinya. Barangsiapa mengeluhkan kebutuhannya kepada seorang mukmin, maka seakan-akan dia mengeluhkannya kepada Allah dan barangsiapa yang mengeluhkannya kepada orang kafir, maka seakan-akan ia mengeluhkan Allah kepadanya. Terlewatkannya kebutuhan, lebih ringan daripada harus meminta kepada orang yang kikir. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, (*)dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (*)dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), (*)dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, (*)mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya [23:Al Mu’minuun:57~61]

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka didunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. (*)Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali Neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan [11:Huud:15~16]

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri [17:Al Israa’:7]

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk [11:Huud:114]

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada didalam Hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu [02:Al Baqarah:284]

Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah?, dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun [30:Ar Ruum:29]

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain [04:An Nisaa’:32]

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui [02:Al Baqarah:216]

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, lalu ia berkata: `Ya Tuhanku, mengapa engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?` [63:Al Munafiquun:10]

Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak [74:Al Muddatstsir:6]

Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran [02:Al Baqarah:186]

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya [03:Al Imran:28]

Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak [02:Al Baqarah:273]

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa mengingat Allah hingga ke-dua matanya menangis karena takut kepada Allah, hingga sebagian dari air matanya itu menetes ke tanah, niscaya Allah tidak akan meng-azabnya dihari kiamat [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Ada tiga macam orang yang berbincang-bincang dibawah naungan Arasy dengan penuh rasa aman, sedangkan pada saat itu manusia berada dalam penghisaban, yaitu: Seseorang yang tidak takut akan celaan orang yang mencela demi melaksanakan perbuatan Allah, Seseorang yang tidak pernah memanjangkan tangannya kepada barang yang diharamkan oleh Allah SWT, Seseorang yang tidak pernah memandang hal-hal yang diharamkan oleh Allah baginya [HR. Al Ashbahani]

Rasulullah Saw bersabda: Ada empat perkara yang pemiliknya tidak akan ditimpa oleh keburukan: Diam (awal ibadah), Tawadhu' (berendah diri), Berdzikir (kepada Allah), Sedikit sesuatunya [HR. Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Sebaik-baik anugrah yang diberikan kepada manusia adalah akhlak yang baik, dan seburuk-buruk yang diberikan kepada manusia adalah hati yang buruk pada rupa yang baik [HR. Isamah Ibnu Syuraik ra]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT masih mau memandang kepada orang kafir, tetapi Dia tidak mau memandang kepada orang yang bangga pada dirinya [HR. Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: Allah SWT berfirman: Kesombongan adalah selendang-Ku dan Keagungan adalah sarung-Ku, maka siapa saja melepaskan Aku dari salah satunya, maka Aku lempar dia ke Neraka [HR. Ahmad]

Rasulullah Saw bersabda: Ada empat perkara, barangsiapa didalam dirinya, terdapat ke-empat perkara tersebut, niscaya Allah mengharamkan Neraka baginya dan niscaya Dia memeliharanya dari setan, yaitu seseorang yang dapat menguasai dirinya: Ketika berkeinginan, Ketika merasa takut, Ketika berselera, Ketika marah [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Engkau bersedekah ketika engkau masih sehat dan harta tersebut masih disayangi, engkau bimbang menjadi fakir dan bercita-cita untuk menjadi kaya. Jangan kalian tangguhkan hingga roh sampai di pangkal tenggorokan [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Apapun kebaikan yang ada padaku maka aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian semua. Siapa yang menjaga kehormatannya maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya. Siapa yang berpuas hati dengan apa yang ada maka Allah mencukupkannya. Siapa yang bersabar maka Allah akan menganugrahkan kesabaran. Seseorang itu tidak dikaruniakan sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas selain oleh sabar [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Hamba yang paling dicintai oleh-Nya adalah hamba yang paling banyak nasehatnya terhadap hamba-hamba Allah lainnya [HR. Al Khatib]

Rasulullah Saw bersabda: Allah berfirman: `Barangsiapa yang tidak rela terhadap keputusan-Ku (Qadha dan Qadar) dan tidak sabar terhadap cobaan-Ku, supaya mencari Tuhan selain Aku` [HR. Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: Para Sahabat bertanya: Kalau begitu siapakah orang miskin yang sebenarnya wahai Rasulullah?. Rasulullah Saw bersabda: Orang yang tidak mendapat kesenangan yang cukup untuk dirinya tetapi karena mereka sabar, dia menyembunyikan keadaannya dan tidak meminta-minta kepada orang lain, dia akan diberikan sedekah tanpa dia meminta [HR. Bukhari, Muslim]

Kebahagiaan seseorang akan semakin bertambah, berkembang, dan mengakar adalah manakala ia mampu mengabaikan semua hal sepele yang tak berguna. Karena, orang yang berambisi tinggi adalah yang lebih memilih akhirat. `Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)`(69:Al Haaqqah:18). Bawalah ambisimu itu ke satu arah saja, yakni bertemu dengan Allah, bahagia di akhirat, dan damai disisi-Nya. Tidak ada ambisi yang lebih mulia selain ambisi yang demikian. Apalah artinya sebuah ambisi yang hanya tertuju kepada kehidupan dunia saja, yang bermuara pada ambisi untuk meraih kedudukan, jabatan, harta benda, kehormatan, dan kemasyhuran, yang kesemuanya akan musnah dan sirna.

Pada saat Rasulullah Saw sedang membaiat sahabat-sahabatnya, ada seorang munafik yang justru meninggalkan baiat itu untuk mencari unta merahnya. Dan ia berkat `Aku akan lebih bahagia dengan menemukan untaku daripada aku ikut baiat yang kalian lakukan itu`. Maka Rasulullah-pun berkata : `Kalian semua mendapat ampunan, kecuali pemilik unta merah ini`. (`Aidh Al-Qarni)

Janganlah menampakkan kemarahan kepada Allah, sementara kemarahan itu sesungguhnya ditujukan untuk dirimu sendiri, perbuatan itu merupakan pertunjukan kemunafikan dirimu. Perbuatan apa saja yang bersandar kepada Allah semata merupakan kekekalan dan terus bertambah, sementara perbuatan yang bersandar kepada selain Allah selalu berubah dan akan sirna.

Berhati-hatilah mentaati pemimpin yang merasa bangga akan hasil yang telah diraihnya dan membangga-banggakan keturunannya, mereka melempar tanggung jawab terhadap segala hal kepada Allah, apabila diberi kenikmatan mereka mengatakan ini nikmat dari Allah dan akan memprotes kepada Allah dengan perkataan `Allah membencinya` atas cobaan yang dikehendaki Allah atas dirinya. Merekalah pemimpin yang memperkokoh fondasi pembangkangan dan mempertajam pedang kesombongan.

Maut mempengaruhi tubuhnya hingga telingapun tidak lagi berfungsi sebagaimana tidak berfungsinya lidah, terbaring diantara keluarga dan kerabat, tidak berbicara dengan lidah dan tidak mendengar dengan telinga, pandangan yang berputar sebagai pengganti kata-kata, memperhatikan gerak lidah tetapi tidak mendengar pembicaraan. Maut meningkatkan kekuasaannya setelah membungkam lidah dan telinga dan tibalah giliran roh yang harus meninggalkan jasad. Dalam sekejap hadir kesunyian, tidak dapat lagi membahagiakan orang-orang yang menangis, tidak dapat lagi menyambut seruan orang-orang yang memanggil. Keluarga dan kerabat mengantarkan jasad kembali ke asalnya sebagai tanah, untuk menghadapi amal-amal perbuatannya dan seiring dengan gerak maju waktu, merekapun berhenti mengunjunginya.

Waspadalah engkau terhadap samudera dunia yang telah banyak menenggelamkan manusia dan tidak akan terselamatkan, yang merupakan samudera yang sangat dalam, kecuali orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk diselamatkan, sebagaimana Allah akan menyelamatkan orang-orang yang beriman dihari kiamat dari api neraka. Tingkatkanlah dirimu menjadi orang yang cinta kepada-Nya, agar engkau menjadi orang yang kaya disisi-Nya, yang tidak membutuhkan segala sesuatu selain yang diberikan oleh-Nya, maka keimananmu bertambah kokoh dan hatimu bersih dari belenggu-belenggu keduniaan.

KESABARAN

16/01/2012
Sabar adalah kunci kesenangan, benteng dari kefakiran, keberanian, penyebab kemenangan, dan kendaraan yang tidak akan menjatuhkan penunggangnya. Kehinaan kefakiran menghalangi seseorang dari kesabaran, sebagaimana kebanggaan kekayaan mencegah dari berbuat adil.

Sabar terhadap segala musibah dan me nyembunyikannya merupakan salah satu perbendaharan kebajikan. Bagi setiap bencana pasti ada batas akhirnya, sedangkan obatnya adalah sabar. Kesabaran yang teguh pasti akan memadamkan api nafsu. Jika kesabaran berbentuk seorang laki-laki, pastilah ia seorang laki-laki yang saleh. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugrahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar [41:Fushshilat:35]

Jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang. Dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar [08:Al Anfaal:66]

Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya). Dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa [02:Al Baqarah:177]

Berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (*)(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, `Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun` (sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepada-Nya-lah kami kembali) [02:Al Baqarah:155~156]

Allah tidak membebani seseorang me lainkan sesuai dengan kesanggupannya [02:Al Baqarah:286]

Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan [28:Al Qashash:54]

Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah` (16:An Nahl:127).

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas` (39:Az Zumar:10).

Rasulullah Saw bersabda: Allah berfirman: `Barangsiapa yang tidak rela terhadap keputusan-Ku (qadha dan qadar) dan tidak sabar terhadap cobaan-Ku, supaya mencari Tuhan selain Aku` [HR. Thabrani]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT menurunkan muanah (pertolongan) sesuai dengan kadar yang diperlukan, dan Dia menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar cobaan [HR.Ibnu ’Addi]

Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang rela dengan rezeki yang sedikit, maka Allah rela pula dengan sedikit amal yang dikerjakannya [HR.Abud Dunya]

Rasulullah Saw bersabda: Orang yang miskin itu bukanlah orang yang berjalan kesana sini meminta-minta kepada manusia, kemudian diberikan dengan sesuap dua suap makanan dan sebuah atau dua buah kurma. Para Sahabat bertanya: `Kalau begitu siapakah orang miskin yang sebenarnya wahai Rasulullah?`. Rasulullah Saw bersabda: `Orang yang tidak mendapat kesenangan yang cukup untuk dirinya tetapi karena mereka sabar, dia menyembunyikan keadaannya dan tidak meminta-minta kepada orang lain, dia akan diberikan sedekah tanpa dia meminta oleh orang lain` [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Tiga golongan yang dimurkai Allah yaitu, Pria tua renta yang senang berzina, Fakir yang penipu, Orang kaya yang berlaku zalim [HR.Tirmidzi]

Rasulullah Saw bersabda: Setiap musibah yang menimpa orang-orang muslim adalah suatu pelebur kesalahan biarpun hanya sekedar tersusuk duri [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Doa bermanfaat untuk melenyapkan musibah yang sedang menimpa dan untuk menolak musibah yang akan datang, karena itu kalian hamba-hamba Allah, ber-doalah [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Siapa yang bersabar, maka Allah akan menganugrahkan kesabaran. Seseorang itu tidak dikaruniakan sesuatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas selain oleh sabar [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Kekuatan itu tidak dibuktikan dengan kemenangan adu otot. Tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat Menguasai dirinya ketika sedang marah [HR. Bukhari, Muslim]

Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami`(02:Al Baqarah:250). Ada sejumlah permasalahan yang berada didalam musibah yaitu adanya kesabaran, adanya takdir, adanya tuntutan agar seorang hamba menyadari bahwa yang mengambil adalah yang memberi, dan bahwa yang mencabut adalah yang menganugrahkan.

Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang beriman`(22:Al Hajj:38). Ini adalah sebuah janji dan kabar gembira dari Allah bagi orang-orang yang beriman, bahwa Dia akan membela mereka dari segala perkara-perkara yang buruk karena keimanan mereka yaitu keburukan orang-orang kafir, keburukan godaan setan, keburukan amal-amal mereka sendiri dan membantu meringankan beban yang memberatkan mereka.

Setiap mukmin berhak atas pembelaan dan keutamaan sesuai dengan kadar keimanannya. Allah menghibur orang yang sedang ditimpa musibah dan meringankan kesulitan yang dihadapinya, yang merupakan salah satu dari sekian banyak nikmat dari buah keimanan. Seorang hamba yang ditimpa musibah, dan ia menyadari bahwa musibah yang menimpanya berasal dari Allah, bahwa segala yang akan menimpanya pasti terjadi, dan bahwa segala yang menurut ketentuan Allah tidak akan menimpanya, pasti tidak akan terjadi. Sehingga ia dapat menerima dan pasrah pada takdir, sekalipun menyakitkan, dan bencana sebesar apapun akan tidak berarti dihadapnnya karena keyakinannya bahwa semua itu berasal dari Allah dan berarti ia akan mendapat pahala-Nya karena kesabarannya.

Akibat dari segala sesuatu itu masih di awang-awang, bisa saja sesuatu yang dicintai itu ternyata ada dalam hal yang tidak disukai, atau yang tidak disukai itu ternyata ada dalam hal yang dicintai. Orang yang bergelimang kenikmatan ternyata banyak termakan oleh kenikmatan itu sendiri, dan orang yang menderita dalam hidupnya karena penyakit yang dideritanya ternyata bisa sembuh oleh penyakit itu sendiri.

Mungkin saja Allah mencoba hamba-Nya dengan cobaan yang sebenarnya melepaskannya dari kehancuran, sehingga cobaan itu menjadi nikmat yang terbesar baginya. Pada dasarnya orang yang bersabar akan menghadapi ujian, menerima semua ketentuan Allah, dan bersabar atas semua kesulitan, yang kemudian Allah akan menampakkan kebaikan-Nya agar selanjutnya ia bisa memahami kemaslahatan yang tersembunyi dibalik cobaan.

Cobaan adalah latihan dari Allah, dan tentunya pelatihan tidak akan selamanya. Maka beruntunglah orang yang bersabar selama masa latihan itu berlangsung. Menunggu pertolongan dan jalan keluar dengan bersabar akan mendatangkan kebahagiaan, maka dia berhak memakai mahkota kemenangan dan mahkota keberhasilan yang telah Allah janjikan. (`Aidh Al-Qarni)

Sebenarnya cobaan yang datang kepadamu itu bukannya akan menghancurkanmu, melainkan sebenarnya adalah untuk menguji ketahananmu, mengesahkan kesempurnaan imanmu, menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik kedalam bathinmu, agar Allah mengetahui orang-orang yang ber-jihad dan ber-sabar diantara hamba-hamba-Nya.

Jika kecintaan Allah terhujam kedalam hati maka akan merasa tentram bersama-Nya dan membenci segala sesuatu yang melalaikan-Nya, hal ini tidak akan dicapai dengan khayalan tetapi harus dicapai dengan merendahkan diri kepada-Nya, ikhlas dengan segala keputusan-Nya dan sabar dengan cobaan-cobaan-Nya, maka jika engkau mengamalkan apa yang terlihat, Allah akan mendatangkan kepahaman dan yang pertama kali dipahami adalah kepahaman bathin yang mempengaruhi jiwa.

Sebuah karakter terbentuk tidaklah karena pelatihan yang dilakukan sekali atau dua kali, karakter terbentuk karena pengamalan yang berulang-ulang yang harus didukung dengan keikhlasan dan kesabaran agar tidak terasa bosan dan melelahkan. Pecahnya batu yang dipalu, bukan karena pukulan terakhir, akan tetapi oleh pukulan yang berulang-ulang. Pukulan yang memecahkan hanya merupakan akibat dari pukulan-pukulan sebelumnya. Alangkah banyaknya orang yang dalam usahanya gagal ditengah jalan dan alangkah banyaknya yang berputus asa sebelum memetik buah hasil dari usahanya.

Bersabar dari kemaksiatan, baginya sembilan ratus derajat. Bersabar dalam ketaatan, baginya enam ratus derajat. Bersabar dalam menghadapi cobaan, baginya tiga ratus derajat. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan dicukupkan pahalanya tanpa batas.

L i S a N

16/01/2012
Lidah orang mukmin dibelakang hatinya, sementara hati orang munafik berada dibelakang lidahnya. Tidaklah lurus iman seseorang sehingga lurus hatinya, dan tidak akan lurus hatinya sehingga lurus lidahnya. Dan sesungguhnya lidah itu senantiasa tidak mematuhi pemiliknya.

Berbicaralah, niscaya kalian akan dikenal, sesungguhnya seseorang tersembunyi dibalik lidahnya. Ketenangan seseorang terdapat dalam pemeliharaan terhadap lidahnya. Lidah akan menuntut karena apa yang dibiasakan kepadanya. Jika lidah adalah alat untuk mengekspresikan apa yang muncul dalam pikiran, maka seyogyanya tidak menggunakannya dalam hal yang tidak ada dalam pikiran.

Perkataan tetap ada dalam belenggu selama ia belum terucap, jika telah terucap maka penggunanyalah yang terbelenggu. Adakalanya perkataan itu mengandung kenikmatan, tetapi ia cenderung membawa kearah bencana. Sedikit sekali lidah berlaku adil terhadap pemiliknya, baik dalam hal menyebarkan kebaikan maupun keburukan.

Adakalanya diam lebih kuat dari Perkataan. Timbanglah perkataan dengan perbuatan dan sedikitkanlah ia berbicara kecuali dalam kebaikan. Apa yang terlewat dari diam akan lebih mudah didapat kembali daripada yang terlewatkan karena perkataan. Jika akal telah mencapai kesempurnaan maka akan berkurang pembicaraannya. Jika sudah cukup pembicaraan, maka memperbanyak perkataan menunjukkan ketidak mampuan pembicara mengutarakan sesuatu.

Barangsiapa yang banyak ucapannya, maka banyak pula kesalahannya. Barangsiapa banyak kesalahannya maka sedikit malunya. Barangsiapa yang sedikit malunya maka sedikit wara’-nya. Barangsiapa yang sedikit wara’-nya maka matilah hatinya. Dan barangsiapa yang mati hatinya maka dia akan bersama iblis didalam jahannam. Menggunjing adalah ladang orang-orang tercela, usaha orang yang lemah dan celaan bathiniah.

Orang yang senang mendengar gunjingan termasuk salah satu diantara yang menggunjing. Beruntunglah orang yang sibuk dengan aibnya sendiri daripada mengurusi aib orang banyak. Jangan tergesa-gesa mencela orang karena dosanya, sebab bisa jadi dosa itu telah diampuni-Nya. Fitnah adalah anak panah yang membunuh dan jembatan kejahatan. (Ali bin Abi Thalib r.a)

Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya [48:Al Fath:11]

Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras [02:Al Baqarah:204]

Janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?, maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya [49:Al Hujuraat:12]

Kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan [10:Yunus:36]

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, (*)pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (*)dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun [14:Ibrahim:24~26]

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir [02:Al Baqarah:264]

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (*)(yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, (*)dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna [23:Al Mu’minuun:1~3]

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada didalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu [02:Al Baqarah:284]

Rasulullah Saw bersabda: Siapa diantara kalian melihat kemungkaran, maka dia hendaklah mencegah kemungkaran itu dengan tangannya yaitu kuasanya. Jika tidak mampu, hendaklah dicegah dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga, hendaklah dicegah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Janganlah kalian berbicara dengan ucapan yang buruk, janganlah kalian sindir menyindir, janganlah kalian memperdengarkan khabar orang lain dan janganlah sebagian kalian menjual atas jualan sebagian yang lain. Sementara itu, jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara [HR. Bukhari, Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Amal yang paling disukai Allah ialah ketika kamu mati, lisanmu masih basah karena menyebut-nyebut Allah [HR. Baihaqi]

Rasulullah Saw bersabda: Apabila anak cucu Adam berada diwaktu subuh (pagi), sesungguhnya semua anggota badan memperingatkan kepada lisan, dia berkata: `Takutlah kamu kepada Allah mengenai kami, karena sesungguhnya kami semua bergantung padamu. Jika kamu lurus maka kamipun lurus dan jika kamu bengkok maka kamipun bengkok` [HR. Abu Said Al-Khudri ra]

Rasulullah Saw bersabda: Tahanlah lisanmu dan tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka karena muka mereka atau karena hidung mereka, tetapi karena ucapan mereka [HR. Abu Hurairah ra]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan sebuah kalimat yang diridhoi Allah, tidaklah dia mengucapkannya melainkan Allah Ta'ala mengangkat derajatnya karena ucapannya itu. Dan sesungguhnya seorang hamba yang berbicara dengan sebuah kalimat yang dibenci Allah Ta'ala, tidaklah dia mengucapkannya melainkan dia dilemparkan ke dalam Neraka jahannam karena ucapannya itu [HR. Bukhari]

Rasulullah Saw bersabda: Semoga Allah merahmati seorang hamba yang mengucapkan kebaikan lalu ia mendapatkan keuntungan atau ia diam tidak mengatakan hal yang buruk, lalu ia selamat [HR. Ibnu Mubarak]

Rasulullah Saw bersabda: Orang mukmin itu bukanlah orang yang suka mencela, bukan orang yang suka melaknat, bukan orang yang keji dan bukan pula orang yang berbicara kotor [HR. Muslim]

Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya ucapan yang paling baik adalah Kitabullah (Al-Qur’an), petunjuk yang paling baik adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw (Sunnah Rasul), seburuk-buruknya perkara adalah perkara yang dibuat-buat (bid'ah), sesungguhnya apa yang diancamkan pada kalian benar-benar akan datang dan kalian tidak akan dapat menolaknya [HR. Al Hakim]

Rasulullah Saw bersabda: Perbaharuilah iman kalian dengan memperbanyak bacaan `La Ilaaha Illallaah` (Tiada Tuhan Selain Allah) [HR. Ahmad]

Anda akan mendapat pahala karena kesabaran anda menghadapi kritikan dan cercaan para pendengki. Dan kritikan kepada anda, pada dasarnya menunjukkan kepada orang bahwa anda mempunyai harga dan derajat. Sebab tak akan pernah manusia mau menendang bangkai anjing dan orang-orang yang tak berharga pastilah tak akan pernah menjadi sasaran pendengki, artinya, manakala kritikan yang anda terima semakin pedas, maka semakin tinggi pula harga yang anda terima.

"Niscaya terhadap orang-orang mulia itu selalu ada yang mendengki dan tak akan kau jumpai orang-orang yang hina itu di dengki " Mereka selalu di dengki karena nikmat yang mereka miliki, padahal Allah tak akan mencabut apa yang mereka dengkikan itu " Aku mengeluh karena kezaliman pemfitnah, dan tidaklah engkau dapatkan menusia yang mempunyai kemuliaan melainkan akan selalu diterpa kedengkian. Bila engkau manusia yang mulia, maka engkau akan selalu di dengki, namun kala kau masih miskin tak berharga mana mungkin ada yang mendengki ".

Anda tidak akan pernah dapat membungkam mulut manusia untuk tidak melakukan pelecehan terhadap kehormatan anda. Meskipun demikian, anda dapat melakukan kebaikan dan menghindari perkataan dan kritikan mereka. Jangan pernah olok-olok melukai hati anda, jangan pernah membalas cercaan mereka, kesabaranmu dalam menghadapi semua itulah yang akan dengan sendirinya menguburkan semua kehinaan.

Kesabaran adalah sumber kemuliaan, diam adalah sumber kekuatan, dan memaafkan adalah sumber dan tangga untuk mencapai pahala dan kemuliaan. Ingatlah, separuh dari pencerca anda akan melupakan cercaannya, sepertiga dari pencerca anda tidak sadar dengan apa yang mereka lontarkan, dan selebihnya tidak akan mengerti mengapa mereka mencerca.

Maka, jangan pernah cercaan mereka merasuk ke hati dan jangan pula berusaha untuk membalas apa yang mereka katakan. Rumah yang senantiasa tentram meskipun hanya ada sepotong roti didalamnya adalah lebih baik dari sebuah rumah yang penuh dengan makanan lezat tetapi tak pernah luang dengan kegaduhan dan sumpah serapah. (`Aidh Al-Qarni)

Celakalah dirimu, engkau berkonsentrasi dalam shalat dan mengucapkan Allahu akbar, sementara engkau berdusta dalam ucapan itu, karena manusia dihatimu lebih besar daripada Allah, bertaubatlah kepada Allah dan jangan berbuat kebaikan untuk yang selain daripada-Nya, tidak untuk dunia dan tidak pula untuk akhirat, jadilah engkau sebagai seorang yang menginginkan dzat Allah, berikanlah hak-hak ketuhanan, jangan beramal untuk suatu sanjungan atau pujian, rezekimu tidak akan bertambah maupun berkurang, dan apapun kehendak Allah yang akan jatuh kepadamu berupa kebaikan atau keburukan, maka itu harus terjadi, dan janganlah sibuk dengan apa yang telah engkau selesaikan dan sibuklah dengan kepatuhan kepada-Nya, pendekkan angan-anganmu dan kerakusanmu, kemudian jadikanlah kematian sebagai fokus pandangan matamu, agar engkau selamat dari kepalsuan dunia.

Waspadalah terhadap lisan dan pendengaran, karena ghibah (gunjingan, umpatan) lebih berbahaya dari perzinahan dan orang yang lebih jahat dari seorang pengghibah dan penyebarnya adalah orang yang senang mendengarkan ghibah. Sesungguhnya lidah seorang yang beriman berada dibelakang hatinya, sedang hati seorang munafik berada dibelakang lidahnya, karena jika seorang beriman berniat mengatakan sesuatu, dia akan memikirkannya bersama Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw. Yang baik dibicarakan dan yang buruk tetap tersimpan dihatinya. Orang munafik mengatakan apa saja yang datang ke lidahnya tanpa mengetahui untung dan ruginya. Sesungguhnya iman seseorang tidak akan kukuh, kecuali hatinya kukuh, dan hati yang kukuh tercermin dari lisan yang kukuh.

Bergaullah dengan baik kepada manusia dengan lahiriahmu, karena inilah kesibukan orang-orang yang bertakwa, yang berbicara kepada mereka dengan apa yang mereka pikirkan dan dengan akhlak yang baik, karena Allah akan memberi suatu bentuk keduniaan namun mempunyai pengertian sebagai akhirat.

Tubuh sehat, hati yang bebas dari perasaan sedih dan susah, dapat diraih dengan menghindari pertengkaran dan kemarahan didalam keluarga, tidak membiarkan rasa iri dan dengki terhadap orang yang lebih dalam segala sesuatunya dan tidak merasa senang dengan jatuhnya orang lain walaupun orang itu termasuk orang yang tidak kita sukai.

Pendusta lebih berbahaya dari pencuri, karena pencuri hanya mengambil harta tetapi pendusta akan merampas akal manusia. Dan berhati-hatilah terhadap kekikiran dan ketamakan, karena orang yang kikir dan tamak, tidak akan menikmati hartanya dalam kehidupan dunia, ia di ibaratkan anjing pemburu yang mendapat hasil buruan, tetapi tidak menikmati hasil buruannya.

Jangan saling mendengki, karena dengki akan melenyapkan iman sebagaimana api akan memakan kayu bakar. Jangan saling membenci karena akan menghilangkan segala keberkahan. Dan ketahuilah bahwa angan-angan kosong akan melalaikan akal dan niscaya akan mengabaikan dzikir kepada-Nya kemudian terperangkap dalam tipuan setan.

Jika kamu melihat ahli-ahli dunia maka anggaplah kamu melihat orang yang tidak menutupi auratnya dengan pakaian dan janganlah kamu tujukan ke-dua matamu kepada apa yang telah Allah berikan kepada mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk diujikan kepada mereka dan karunia Tuhan kamu lebih baik dan kekal.

Berbahagialah orang yang dapat menahan pandangan dan lisannya, karena pandangan dan lisan yang tidak terjaga, akan merusak hati, yang akan terlihat dalam perbuatan dan perkataan. Kemampuan menahan lisan akan lebih banyak menguntungkan dibandingkan dengan orang yang banyak bicara, dimana mereka berpeluang besar tergelincir dalam perkataan. Orang-orang beriman menempatkan lisan dibelakang hatinya sementara orang-orang munafik menempatkan lisan didepan hatinya.

Rangkaian Kata kata Indah Bijak

13/01/2012

Orang yang tahu caranya meningkatkan kualitas hidup banyak orang, akan menjadi rahmat bagi sesamanya.

Yang kau lakukan menentukan yang kau hasilkan, dan yang kemudian menentukan nilai dan hargamu bagi orang lain.

Lebih baik berbahagia sendiri, daripada terhina dalam kebersamaan dengan orang yang hatinya tak pernah bersamaku.

Hidup kita terlalu penting untuk digunakan menua dalam kekhawatiran.

Segera atasilah masalahmu saat ia masih mudah, sebelum ia tumbuh menjadi terlalu besar bagi kemampuanmu.

Menunda tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah adalah perilaku yang mengijinkan masalah itu tumbuh lebih besar daripada kemampuanmu.

Tuhan tidak memberikan masalah yang lebih besar daripada kemampuanmu untuk menyelesaikannya.

Kedamaian dan kegembiraan adalah hadiah bagi penyegeraan dan kesungguhan kita untuk bersikap dan berlaku baik.

Satu jam yang digunakan untuk merasa khawatir, lebih melelahkan daripada satu jam untuk bekerja keras.

KUALITAS TINDAKAN MENENTUKAN KUALITAS HASIL, dan setiap tindakan PASTI menghasilkan.

Kebodohan yang berani akan mengalahkan kepandaian yang ragu-ragu.

Hiduplah Sesuka hatimu,
Sesungguhnya kamu pasti mati.

Cintai siapa saja yang kamu senangi,
Sesungguhnya kamu pasti akan berpisah dengannya
Lakukan apa saja yang kamu kehendaki,
Sesungguhnya kamu akan memperoleh balasannya
Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang
bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.

Pikiran yang terbuka dan mulut yang tertutup merupakan suatu kombinasi kebahagiaan.

Semakin banyak Anda berbicara tentang diri sendiri, semakin banyak pula kemungkinan untuk
Anda berbohong.

Jika Anda tidak bisa menjadi orang pandai, jadilah orang yang baik.

Seorang teman sejati akan membuat Anda hangat dengan kehadirannya, mempercayai akan
rahasianya dan mengingat Anda dalam doa-doanya.

Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi
percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.

Jika kita berbuat baik, kebaikan pula yang akan kita terima kelak.

Senyum tidak hanya akan menampilkan wajah yang cerah, namun juga menghangatkan
jiwa.

Cinta itu angkuh dan lembut. Lebih baik memiliki cinta daripada memiliki semua bintang di
langit.

Yang penting bukan berapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita hidup.

Nasihat yang baik tidak pernah datang terlambat.

Iri hati yang ditunjukan kepada seseorang akan melukai diri sendiri.

Anda cuma bisa hidup sekali saja didunia ini, tetapi jika anda hidup dengan benar, sekali saja
sudah cukup.

Kenangan indah masa lalu hanya untuk dikenang, bukan untuk diingat-ingat.

Rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi.

Orang bijaksana selalu melengkapi kehidupannya dengan banyak persahabatan.

Lidah anda yang menentukan siapa anda.

Diantara isi rumah tangga, anak-anaklah yang terbaik.

Cinta seringkali akan lari bila kita mencari, tetapi cinta jua seringkali dibiarkan pergi bila ia menghampiri.

Jika kejahatan di balas kejahatan, maka itu adalah dendam. Jika kebaikan dibalas kebaikan itu
adalah perkara biasa. Jika kebaikan dibalas kejahatan, itu adalah zalim. Tapi jika kejahatan
dibalas kebaikan, itu adalah mulia dan terpuji.

Jika Anda tidak memulai hari ini dengan senyuman, belum terlambat untuk mencobanya pada
hari esok.

Buka mata kita lebar-lebar sebelum menikah, dan biarkan mata kita setengah terpejam
sesudahnya.

Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya
Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatimu dan akan
menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya.

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran. Dialah hiasan dikala kita senang
dan perisai diwaktu kita susah. Namun kita tidak akan pernah memiliki seorang teman, jika kita mengharapkan seseorang tanpa kesalahan. Karena semua manusia itu baik kalau kita bisa melihat
kebaikannya dan menyenangkan kalau kita bisa melihat keunikannya tapi semua manusia itu
akan buruk dan membosankan kalau kita tidak bisa melihat keduanya.

Tak seorang pun sempurna. Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.
Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.

Bila Kita mengisi hati kita dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa
depan, kita tak memiliki hari ini untuk kita syukuri.

Perlukah merasa kecil dan malu dihina? Orang yang dihina itu sebenarnya memungut pahala
percuma tanpa perlu bersusah payah.

Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika
berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas, dan bersikap adil ketika kuat.
(Khalifah Abdul MAlik bin Marwan)

Barang siapa yang selalu kekenyangan maka banyaklah dagingnya, dan siapa yang banyak
dagingnya maka kuatlah nafsunya. Siapa yang kuat nafsunya maka banyaklah dosanya, siapa
yang banyak dosanya maka keraslah hatinya dan siapa yang keras hatinya maka
tenggelamlah dia dalam bencana dunia serta keindahannya.

Sesungguhnya sebagian perkataan itu ada yang lebih keras dari batu, lebih tajam dari tusukan
jarum, lebih pahit daripada jadam dan lebih panas daripada bara.
Sesungguhnya hati adalah ladang, maka tanamlah ia dengan perkataan yang baik, karena jika
tidak tumbuh semuanya (perkataan yang tidak baik) niscaya tumbuh sebagiannya.

Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu.
Tidak ada sesuatu yang lebih beruntung daripada adab.
Tidak ada kawan yang lebih bagus daripada akal.
Tidak ada benda ghaib yang lebih dekat daripada maut.

Sekali tidak berhasil bukan berarti gagal selamanya.

Kebahagiaan takkan pernah bisa dibeli dengan wang.

Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya.
Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina.
Orang yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya.

Barangsiapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.
Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil di sisi Allah laksana berada di atas mimbar
yang terbuat dari cahaya.
Mereka itu orang-orang yang berlaku adil dalam menetapkan hukum baik kepada rakyat
maupun kepada keluarga.

Tiga sifat yang menyebabkan penyandangnya tidak tentram dalam hidupnya : iri, dengki, dan
akhlak buruk.

Kecewa atau tidak, semua tergantung Anda, tergantung bagaimana Anda menyikapi kegagalan. Berharap sedikit hanya akan menghambat Anda mengoptimalkan potensi Anda.

Lebih banyak Anda mencoba, akan mendekatkan Anda kepada sukses, meskipun Anda akan mengalami banyak kegagalan. Namun cuma itulah yang kita diperlukan, karena kita sering tidak tahu mana yang akan berhasil.

Kebahagian yang didapatkan oleh orang yang menghindari kekecewaan adalah kebahagian yang semu, dia bukan bahagia tetapi hanya tidak kecewa saja.

Banyak perusahaan yang dimulai dengan modal besar bangkrut, sebaliknya bisnis dengan modal kecil banyak yang berhasil. Jadi bukan uang yang menentukan keberhasilan Anda!

Ubahlah sudut pandang Anda terhadap kegagalan, maka Anda tidak akan kecewa terhadap kegagalan yang Anda alami, setidaknya kekecewaan Anda akan sedikit atau sementara saja.

Allah SWT mungkin memberikan ujian berupa kegagalan dan kehilangan kepada kita untuk mengajarkan hikmah kepada kita. Mungkin, kegagalan, masalah, dan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah sebagian dari skenario Allah SWT dalam membina diri kita.

Jangan hiraukan opini negatif Anda, bentuklah kebiasaan beraksi agresif dan positif terhadap ancaman, masalah, dan kegagalan. Fokuskan diri Anda pada sasaran akhirnya, terlepas apapun yang terjadi saat ini. Jika sikap kita benar, pengalaman mengecewakan akan memberikan hikmah yang membuat kita bahagia.

Mari kita sama-sama belajar kepada pengalaman. Bukan saja pengalaman diri kita saja, tetapi kita juga bisa belajar pada pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang bijak.

Ketekunan dan kesabaran jika digabungkan menjadi modal yang sangat besar untuk meraih sukses.

Keberhasilan Anda adalah ditentukan oleh Anda sendiri dan takdir Allah SWT. Bukan oleh orang lain.

Ketimbang tersinggung dengan ejekan dan kritikan, akan lebih baik jika kita malah mengambil manfaatnya. Kadang ejekan dari musuh lebih jujur dari pada pujian seorang teman.

Para pemenang mangambil tanggung jawab terhadap hidupnya. Mereka tidak pernah menyalahkan orang lain atau pun lingkungan. Mereka tidak suka mencari-cari alasan terhadap kegagalan mereka.

Dengan hidup di atas garis, kita tidak akan mandeg dengan alasan kondisi atau apa pun yang terjadi pada diri kita. Hidup kita akan lebih hidup. Kita akan bergairah dan memiliki determinasi yang tinggi dalam mencapai cita-cita kita.

Orang yang biasa berdalih tidak akan mengambil pelajaran dari kesalahan dan kegagalan, kerena dia sudah siap untuk berdalih lagi.

Tidak akan ada keberhasilan tanpa tindakan. Tidak akan tindakan tanpa keberanian. Jadi tidak akan keberhasilan tanpa keberanian. sukses sejalan dengan keberanian.

Jika wawasan Anda akan semakin luas, Anda akan menemukan jalan-jalan baru untuk meraih sukses. Insya Allah dalam waktu yang tidak lama ketakutan pada diri Anda akan hilang.

Jangan takut menambah saingan dengan membina orang lain, rezeki Allah begitu melimpah di bumi ini. Dan Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya bahkan hewan melata sekalipun.

Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.

Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.

Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.

Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.

Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.

Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.

Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.

Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya. Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?

Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.

Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya. Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.

Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.

Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula. Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.

Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.

Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.

Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.

Sumber : Pencarian

Indahnya Berbagi Ilmu

07/01/2012
Orang yang paling tertipu didunia adalah orang yang banyak kesia-siaan dalam perkataan dan perbuatannya, tetapi merasa dirinya telah melakukan banyak kebaikan.

Banyak orang mencari ilmu, tetapi tidak mengamalkannya sehingga jiwanya tetap kering . Ada juga yang mencari harta tetapi tidak mau bersedekah sehingga jiwanya tetap fakir

Banyak ilmu sedikit amal adalah sia-sia, banyak harta sedikit sedekah adalah sia-sia. Oleh karena itu orang yang cerdas selalu menjauhi hal yang sia-sia dan melakukan hal yang manfaat.

Sesungguhnya yang membuat manusia indah adalah hatinya yang hidup, karena dia mampu mengambil nasehat dan ilmu agama sebagai akhlak dirinya hingga pribadinya indah dan terpuji.

Jangan pernah merasa diri lebih berilmu dari orang lain dan menertawakan kebodohan orang lain, karena justru ciri utama orang berilmu adalah rendah hati dan menghormati orang lain.

Orang sombong hanya mampu membicarakan kekurangan orang lain, sedangkan orang rendah hati mampu membicarakan kebaikan orang lain dan memaklumi kekurangan orang lain.

***
Rasulullah SAW telah menegaskan pentingnya mengamalkan ilmu yang telah kita miliki dengan sabdanya berikut :

"Barangsiapa mengamalkan apa-apa yang ia ketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya, dan Allah akan menolong dia dalam amalannya sehingga ia mendapatkan surga. Dan barangsiapa yang tidak mengamalkan ilmunya, maka ia tersesat oleh ilmunya itu, dan Allah tidak menolong dia dalam amalannya, sehingga ia akan mendapatkan neraka".

Disamping itu ilmu akan menjadi' rusak' bila tidak diamalkan, ilmu juga rusak bila pemiliknya merasa sombong dengan ilmunya itu; yaitu sebagaimana halnya banjir yang menghancurkan bukit yang tinggi

Salah seorang sahabat nabi yang dijuluki sebagai gerbang pintunya ilmu, yaitu saydina Ali Bin Abi Thalib, berkata : "Tiada kekayaan lebih utama daripada AKAL, TIADA KEPAPAAN LEBIH MENYEDIHKAN DARIPADA KEBODOHAN. Tiada Warisan lebih baik daripada PENDIDIKAN"

Ketika beliau ditanya mana yang lebih utama antara ilmu dengan harta, maka saydina Ali pun menjawab :

* Ilmu lebih utama daripada harta, ilmu adalah pusaka para nabi, sedangkan harta adalah pusaka Karun dan Fir'aun"

* Ilmu lebih utama daripada harta, karena ilmu itu akan menjagamu sementara harta malah engkau yang harus menjaganya

* Harta itu jika engkau berikan berkurang, sebaliknya ilmu jika engkau berikan semakin bertambah

* "Pemilik harta disebut dengan nama kikir dan buruk, tetapi pemilik ilmu disebut dengan nama keagungan dan kemuliaan".

* "Pemilik harta itu musuhnya banyak, sedangkan pemilik ilmu temannya banyak"

* Ilmu lebih utama daripada harta, karena diakhirat nanti pemilik harta akan dihisab, sedang orang berilmu akan memperoleh syafa'at"

* Harta akan hancur berantakan karena lama ditimbun zaman, tetapi ilmu tak akan rusak dan musnah walau ditimbun zaman."

* Harta membuat hati seseorang menjadi keras, sedang ilmu malah membuat hati menjadi bercahaya"

* Ilmu lebih utama daripada harta, karena pemilik harta bisa mengaku menjadi Tuhan akibat harta yang dimilikinya, sedang orang yang berilmu justeru mengaku sebagai hamba karena ilmunya."

Prof Dr. Hamka dalam bukunya menulis : "Ilmu itu tiang untuk kesempurnaan akal. Bertambah luas akal, bertambah luaslah hidup, bertambah datanglah bahagia. Bertambah sempit akal, bertambah sempit pula hidup, bertambah datanglah celaka."

Pepatah mengatakan : "Iman tanpa ilmu, sama dengan pelita ditangan bayi; sedangkan ilmu tanpa iman, bagaikan pelita ditangan pencuri."
Wallahualam

( Referensi : H.M Komarudin Chalil " Penyejuk Qolbu : Mencapai akhlak Mulia ; Ir . Permadi Alibasah ; "Sentuhan Kalbu")

(https://www.facebook.com/pages/Komunitas-Muslim-Indahnya-Berbagi-Ilmu/116757378417436)

Kisah kisah Penuh Hikmah

04/01/2012
1. Kebiasaan yang Diulang
Di Tiongkok pada zaman dahulu kala, hidup seorang panglima perang yang terkenal karena memiliki keahlian memanah yang tiada tandingannya. Suatu hari, sang panglima ingin memperlihatkan keahliannya memanah kepada rakyat. Lalu diperintahkan kepada prajurit bawahannya agar menyiapkan papansasaran serta 100 buah anak panah.

Setelah semuanya siap, kemudian Sang Panglima memasuki lapangan dengan penuh percaya diri, lengkap dengan perangkat memanah di tangannya.

Panglima mulai menarik busur dan melepas satu persatu anak panah itu ke arah sasaran. Rakyat bersorak sorai menyaksikan kehebatan anak panah yang melesat! Sungguh luar biasa! Seratus kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran.

Dengan wajah berseri-seri penuh kebanggaan, panglima berucap, "Rakyatku, lihatlah panglimamu! Saat ini, keahlian memanahku tidak ada tandingannya. Bagaimana pendapat kalian?"

Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, "Panglima memang hebat ! Tetapi, itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaanyang terlatih."

Sontak panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, "Tunggu sebentar!" Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah uang koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya. Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tersebut!

Panglima dan rakyattercengang. Merela bersorak sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati, tukang minyak membungkukkan badan menghormat di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, "Itu hanya keahlian yang didapat dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian."


Dari cerita tadi, kita bisa mengambil satu hikmah yaitu: betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is power!

Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, & lain sebagainya.

Mari kita siap melatih, memelihara, dan mengembangkan kebiasaan berpikir sukses dan bermental sukses secara berkesinambungan. Sehingga, karakter sukses yang telah terbentuk akan membawa kita pada puncak kesuksesan di setiap perjuangan kehidupan kita.

Sekali lagi: Kebiasaan yang diulang terus menerus, akan melahirkan keahlian!

2.Filosofi Memanah
Alkisah, di suatu senja yang kelabu, tampak sang raja beserta rombongannya dalam perjalanan pulang ke kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari tersial yang sangat menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang berhasil dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan dengan baik seperti biasanya.

Setibanya di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah sederhana milik seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya memanah. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.

Setelah berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda, sepertinya baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan hari ini tidak memuaskan baginda?"

Bukannya menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu, kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan memanah lagi?" tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.

"Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa ‘istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk memanah secara optimal".

"Wah, hebat sekali pengetahuanmu! Ternyata itu rahasia kehebatan memanahmu selama ini ya," kata baginda.

"Memang, kami turun temurun adalah pemburu. Dan pelajaran seperti ini sudah ada sejak dari dulu. Untuk memaksimalkan alat berburu, kebiasaan seperti itulah yang harus hamba lakukan. Mohon maaf baginda, masih ada pelajaran lainnya yang tidak kalah penting yang biasa kami lakukan."

"Apa itu?" tanya baginda penasaran.

"Menjaga pikiran. Karena sehebat apapun busur dan anak panahnya, bila pikiran kita tidak fokus, perasaan kita tidak seirama dengan tangan, anak panah dan busur, maka hasilnya juga tidak akan maksimal untuk bisa mencapai sasaran buruan yang kita inginkan".

Mendengar penjelasan si pemburu, tampak sang raja terkesima untuk beberapa saat. Tiba-tiba tawa sang raja memenuhi ruangan. "Terima kasih sobat. Terima kasih. Hari ini rajamu mendapat pelajaran yang sangat berharga dari seorang pemburu yang hebat."

Setelah cukup beristirahat, raja pun berpamitan pulang dengan perasaan gembira. Dan timbul keyakinan, lain kali pasti akan berhasil lebih baik.

Pengertian tentang mengistirahatkan tali busur (agar saat dipakai lagi tali tetap punya daya lentur yang kuat) dan fokus dalam memanah, sangat baik sekali. Kedua pengertian ini dapat kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita butuh keahlian dalam mengatur irama kerja dan saat kapan kita harus beristirahat, agar keefektivitasan kerja tetap terjaga. Dan, kemampuan (untuk) fokus dalam melakukan segala kegiatan harus mampu kita bina dan tumbuh kembangkan.

Dengan kemampuan mengunakan dua kekuatan tadi, tentu kita akan menjadi manusia yang efektif dalam menggeluti usaha dan pasti (hasilnya) akan maksimal dan memuaskan.

3.Bukalah Hatimu
Dikisahkan, ada seorang anak muda yang merasa dirinya tidak bahagia. Setiap hari, dari jendela kamarnya dia melihat taman dan pemandangan alam yang sangat indah, orang berlalu lalang, anak-anak bermain dengan gembira. Tetapi fenomena itu tidak membuat hatinya bahagia. Justru dia tidak mengerti, mengapa orang-orang di luar sana bisa tertawa-tawa bersama atau setidaknya menunjukkan wajah yang gembira.

Karena melihat keadaan di sekitarnya, hatinya yang hambar, terusik pada pertanyaan, "Apa rahasia bahagia?"

Demi mendapatkan jawaban tersebut, si pemuda memutuskan keluar dari kamarnya dan mulai bertanya kepada siapa saja yang mungkin bisa memberi jawabannya.

"Maaf Pak, saya mau bertanya, dari mana bahagia itu?" tanyanya kepada seorang bapak yang tampak gembira melihat anak-anak yang sedang berlarian.

"Bahagia? Dari mana datangnya? Lihat saja anak-anak itu," jawab si bapak santai. Si pemuda mencermatinya dan tidak mengerti mengapa melihat anak-anak itu adalah kebahagiaan.

Dia pun berjalan terus dan berusaha bertanya ke beberapa orang lainnya tetapi tetap saja tidak menemukan jawabannya, apa dan bagaimana bahagia itu. Hingga tibalah dia di depan rumah seorang petani yang sedang beristirahat sambil meniup seruling dengan nikmatnya.

Si pemuda menunggu sampai lagunya selesai dan mengajukan pertanyaan yang sama. "Ayo, masuklah kemari," si petani mempersilakan si pemuda
dengan ramah.

"Bapak sedang membuat seruling baru. Lihatlah! Begini caranya." Tangannya pun sibuk memperagakan memilih bambu, mengusap dan membersihkan bulu-bulu halusnya dengan cermat. "Setelah bersih, kini saatnya meratakan dan kemudian melubanginya."

"Bapak, saya kemari bukan belajar membuat suling dan apa hubungannya semua ini dengan kebahagiaan?" tanya si pemuda dengan kesal.

"Anak muda, jangan marah dulu. Perhatikan dulu apa yang hendak Bapak jelaskan. Bambu sekecil ini bisa mendatangkan nada yang indah, rahasianya ada di lubang-lubang kecil ini. Nah, sama dengan kebahagiaan yang kamu tanyakan. Buatlah lubang dan biarkan dia terbuka di dalam hatimu. Karena tanpa kamu pernah membuka hati, sama halnya kamu tidak pernah memberi kesempatan pada hatimu sendiri dan selamanya kamu tidak akan mengenal, apa itu bahagia. Mudah kan? Apakah kau mengerti?"

"Ya Pak, saya mengerti. Terima kasih."



Merasa senang dan bahagia adalah keadaan hati. Seringkali kita melihat ataupun mendengar banyak orang yang memiliki harta berlimpah tetapi hidup tidak bahagia. Ada pula orang yang hidupnya biasa-biasa saja, tetapi tampak sekali kebahagiaan melingkupinya.

Membuka hati berarti bisa menerima keadaan apapun kita hari ini, namun TETAP berikhtiar mengejar mimpi yang kita harapkan. Mampu menikmati hidup ini secara positifdan bernilai bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.Dengan sikap mental hidup seperti itu, PASTI setiap saat kita bisa menikmati kebahagian secara alami.

4.Sekantong Bibit Kacang Tanah
Dikisahkan, ada seorang gadis muda yang bertekad membantu desa asalnya yang miskin dan terbelakang. Dia rajin mengusahakan segala daya upaya untuk bisa menghasilkan uang guna membeli buku dan perlengkapan sekolah anak-anak di sana. Tetapi, sehebat apapun usahanya, terasa masih saja serba kekurangan.

Hingga suatu hari, dia mendapatkan janji bertemu dengan seorang kaya di kota, dengan harapan si tuan kaya mau memberi sumbangan uang. Setelah bertemu, si gadis muda menceritakan keadaan desanya dan sarana pendidikan yang jauh dari memadai serta memohonkan bantuan untuk mereka.

Dengan nada bosan dan tidak bersahabat, tuan kaya berkomentar santai, "Gadis muda. Kamu salah alamat. Di sini bukan badan amal yang memberi sumbangan cuma-cuma. Kalau memang anak-anak desamu tidak bisa sekolah, ya itu nasib mereka. Kenapa aku yang harus membantu?"

Tampak dia tidak mempercayai sedikitpun ketulusan gadis muda di hadapannya. Dengan pandangan tidak berdaya dan putus asa, si gadis tahu, usahanya telah gagal.

Tetapi sebelum pergi, dia mencoba berusaha yang terakhir, "Tuan, kalau boleh, apakah saya bisa meminjam sekantong bibit unggul biji kacang yang tuan hasilkan selama ini? Anggaplah hari ini tuan telah membantu kami dan saya berjanji tidak akan mengganggu tuan lagi."

Dengan heran dan karena ingin segera mengusir si gadis, tanpa banyak cakap, segera diberinya sekantong bibit kacang tanah yang diminta. Sepulang dari sana, si gadis memulai gerakan menanam biji kacang tanah di atas tanah penduduk miskin, dengan tekad sebanyak satu kantong biji kacang tanah, akan menghasilkan kacang sebanyak yang bisa tumbuh di sana.

Usahanya berhasil. Dan beberapa saat setelah panen, si gadis kembali mendatangi si hartawan, "Tuan, saya datang kemari dengan tujuan untuk mengembalikan sekantong biji kacang tanah yang saya pinjam waktu itu."
Lalu si gadis menceritakan keberhasilan mereka menanam hingga memanen, dari sekantong biji kacang menjadi sebanyak itu. Si tuan kaya terkesan dengan hasil usaha dan ketulusan si gadis muda dan berkenan datang ke desa meninjau.

Dia sangat terkesan dan kemudian malahan menyumbangkan alat-alat pertanian, mengajarkan cara bertani yang baik, dan membeli semua hasil panen yang dihasilkan desa tersebut. Tiba-tiba kehidupan di desa itu berubah total. Mereka mampu menghasilkan uang, hidup lebih sejahtera, dan mampu membangun sekolah untuk pendidikan anak-anaknya. Sungguh perjuangan seorang gadis muda yang membanggakan dan nyata! Tidak ada usaha yang sia-sia! Seluruh penduduk desa selalu bersyukur dan berterima kasih atas jasa si gadis muda.

Kehidupan di dunia ini sangat realistis. Saat kita dalam keadaan lemah, mundur, gagal, banyak orang mencemooh kita. Saat kita ingin memulai usaha atau ada ide-ide baru yang mau kita kerjakan, ada saja orang yang tidak mau membantu tetapi meremehkan, menghina dan memandang sebelah mata. Ya, tidak usah marah, dendam ataupun membenci. Lebih baik siapkan segalanya secara maksimal dan perjuangkan sampai berhasil. Setelah ada bukti sukses baru orang akan percaya dan lambat atau cepat akan memberi pengakuan pada kita.

Tapi jangan heran, saat kita sukses ada pula orang yg menunggu kapan kita jatuh. Maka yang paling utama adalah sikap kita. Sewaktukita gagal dan diremehkan tidak marah. Sewaktu kita sukses, tidak lupa diri. Walaupun sukses tetap rendah hati dan bersahaja. Dan, tetap optimis menciptakan kesuksesan yang lebih besar.

5. Pesan Ibu
Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"

"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.

Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."

Sambil berkukuh mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."

Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.

Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"

"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."

Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.

Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."

Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.

Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.

6.Bersyukur dan Bahagia
Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia. Dari pagi-pagi buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu dengan orang-orang untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur, dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari-hari berlalu.

Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba-tiba dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu-abu. "Akh. Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan kekayaan begitu besar! Tetapi kenapa aku tidak bahagia? Ke mana saja aku selama ini?"

Setelah menimbang, si pedagang memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan membaur ke tempat keramaian.

"Duh, hidup begitu susah, begitu tidak adil! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja miskin dan kurang," terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.

Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya; walaupun harta berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata-kata kotor dan memaki dengan garang. Tampaknya dia juga tidak bahagia.

Si pedagang meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba-tiba telinganya menangkap gerak langkah seseorang dan teriakan lantang, "Huah! Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku dengan baik. Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat."

Setelah tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu bersahaja.

Mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun. Dengan tersenyum dia menyapa ramah, "Hai, Pak Tua. Silahkan beristirahat di sini."

"Terima kasih, Anak Muda. Boleh bapak bertanya?" tanya si pedagang.

"Silakan."

"Apakah kerjamu setiap hari seperti ini?"

"Tidak, Pak Tua. Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu, asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik2nya dan pastinya aku tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga senang di atas sana. Ya kan? Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini".


Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar apapun tidak menjamin rasa bahagia. Bisa kita baca kisah hidup seorang maha bintang Michael Jackson yang meninggal belum lama ini, yang berhutang di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan kesepian di tengah keramaian penggemarnya;tidak bahagia di tengah hiruk pikuk bumi yang diperjuangkannya.

Entah seberapa kontroversial kehidupan Jacko. Tetapi, yah... setidaknya, dia telah berusaha berbuat yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.

Mari, jangan menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur merupakan kebutuhan manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia-manusia lainnya. Sehingga, kita senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan bahagia.

7.Nilai Kehidupan
Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".

Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.


Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.

Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.

Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!

9.Semangkuk Bakso
Dikisahkan, biasanya di hari ulang tahun Putri, ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat saat yang ditunggu, betapa kecewa hati si Putri, meja makan kosong, tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.

"Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan," gerutunya dalam hati. "Ini semua pasti gara-gara adinda sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar anak manja!"

Ditunggu sampai siang, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.

Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.

"Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," sapa si tukang bakso.

"Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu.

"Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak."

Putri pun segera duduk di dalam.

Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?" tanya si abang.

"Saya jadi ingat ibu saya, nang. Sebenarnya... hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang."

"Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho."

Putri seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?"

Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,

"Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu."

"Ibu, maafkan Putri, Bu," Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.


Saat kita mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun dari orang lain, sering kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih. Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang diberikan oleh orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah menjadi kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun.

Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang tidak sayanglah, yang tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua, saudara, dan dengan masyarakat lainnya.

10. Doa Untuk Putraku
Pada masa Perang Dunia II, tepatnya tahun 1944, seorang jenderal kenamaan, Douglas McArthur, menullis sebuah puisi untuk putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun. Puisi tersebut mencerminkan harapan seorang ayah kepada anaknya. Ia memberi sang anak puisi indah yang berjudul "Doa untuk Putraku". Inilah isi puisi tersebut:

- Doa untuk Putraku -

Tuhanku...

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahuikelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.

Tetap Jujur dan rendah hatidalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dantidakhanya tenggelam dalam angan-angannya saja.

Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku...

Aku mohon, janganlahpimpinputerakudi jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuktetap berdiridi tengah badaidan senantiasa belajar
untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah

namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh
namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...

Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...

Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"




Puisi yang ditulis oleh Jenderal Douglas McArthur tersebut merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah sebuah cermin seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber-Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak cengeng, tidak manja, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Seperti contoh sepenggal puisi di atas yg berbunyi: "Janganlah pimpinputeraku di jalan yang mudah dan lunak, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan." Puisi ini menunjukkan bahwa sang jenderal sadar tidak ada jalan yang rata untuk kehidupan sukses yang berkualitas.

Seperti kata mutiara yang tidak bosan saya ucapkan: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."

Untuk itu, jangan kompromi atau lunak pada sikap kita yang destruktif, merusak, dan cenderung melemahkan. Maka, senantiasalah belajar bersikap tegas dan keras dalam membangun karakter yang konstruktif, membangun, demi menciptakankehidupan sukses yang gemilang, hidup penuh kebahagiaan!

11. Keseimbangan Hidup
Dikisahkan, suatu hari ada seorang anak muda yang tengah menanjak karirnya tapi merasa hidupnya tidak bahagia. Istrinya sering mengomel karena merasa keluarga tidak lagi mendapat waktu dan perhatian yang cukup dari si suami. Orang tua dan keluarga besar, bahkan menganggapnya sombong dan tidak lagi peduli kepada keluarga besar. Tuntutan pekerjaan membuatnya kehilangan waktu untuk keluarga, teman-teman lama, bahkan saat merenung bagi dirinya sendiri.

Hingga suatu hari, karena ada masalah, si pemuda harus mendatangi salah seorang petinggi perusahaan di rumahnya. Setibanya di sana, dia sempat terpukau saat melewati taman yang tertata rapi dan begitu indah.

"Hai anak muda. Tunggulah di dalam. Masih ada beberapa hal yang harus Bapak selesaikan," seru tuan rumah. Bukannya masuk, si pemuda menghampiri dan bertanya, "Maaf, Pak. Bagaimana Bapak bisa merawat taman yang begitu indah sambil tetap bekerja dan bisa membuat keputusan-keputusan hebat di perusahaan kita?"

Tanpa mengalihkan perhatian dari pekerjaan yang sedang dikerjakan, si bapak menjawab ramah, "Anak muda, mau lihat keindahan yang lain? Kamu boleh kelilingi rumah ini. Tetapi, sambil berkeliling, bawalah mangkok susu ini. Jangan tumpah ya. Setelah itu kembalilah kemari".

Dengan sedikit heran, namun senang hati, diikutinya perintah itu. Tak lama kemudian, dia kembali dengan lega karena mangkok susu tidak tumpah sedikit pun. Si bapak bertanya, "Anak muda. Kamu sudah lihat koleksi batu-batuanku? Atau bertemu dengan burung kesayanganku?"

Sambil tersipu malu, si pemuda menjawab, "Maaf Pak, saya belum melihat apa pun karena konsentrasi saya pada mangkok susu ini. Baiklah, saya akan pergi melihatnya."

Saat kembali lagi dari mengelilingi rumah, dengan nada gembira dan kagum dia berkata, "Rumah Bapak sungguh indah sekali, asri, dan nyaman." tanpa diminta, dia menceritakan apa saja yang telah dilihatnya. Si Bapak mendengar sambil tersenyum puas sambil mata tuanya melirik susu di dalam mangkok yang hampir habis.
Menyadari lirikan si bapak ke arah mangkoknya, si pemuda berkata, "Maaf Pak, keasyikan menikmati indahnya rumah Bapak, susunya tumpah semua".

"Hahaha! Anak muda. Apa yang kita pelajari hari ini? Jika susu di mangkok itu utuh, maka rumahku yang indah tidak tampak olehmu. Jika rumahku terlihat indah di matamu, maka susunya tumpah semua. Sama seperti itulah kehidupan, harus seimbang. Seimbang menjaga agar susu tidak tumpah sekaligus rumah ini juga indah di matamu. Seimbang membagi waktu untuk pekerjaan dan keluarga. Semua kembali ke kita, bagaimana membagi dan memanfaatkannya. Jika kita mampu menyeimbangkan dengan bijak, maka pasti kehidupan kita akan harmonis".

Seketika itu si pemuda tersenyum gembira, "Terima kasih, Pak. Tidak diduga saya telah menemukan jawaban kegelisahan saya selama ini. Sekarang saya tahu, kenapa orang-orang menjuluki Bapak sebagai orang yang bijak dan baik hati".


Dapat membuat kehidupan seimbang tentu akan mendatangkan keharmonisan dan kebahagiaan. Namun bisa membuat kehidupan menjadi seimbang, itulah yang tidak mudah.

Saya kira, kita membutuhkan proses pematangan pikiran dan mental. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan pembelajaran terus menerus. Dan yang pasti, untuk menjaga supaya tetap bisa hidup seimbang dan harmonis, ini bukan urusan 1 atau 2 bulan,bukan masalah 5 tahun atau 10 tahun, tetapi kita butuh selama hidup. Selamat berjuang!

12. Berbagi dan Berbahagialah
Alkisah, ada seorang anak kelas 5 SD bernama Adi. Setiap hari, Adi tiba di sekolah pagi-pagi sekali. Biasanya saat ia datang, belum ada satu pun teman sekelasnya yang datang.

Suatu hari, saat istirahat, Adi terkejut melihat bekal yang dibawanya dari rumah berkurang separuh . "Siapakah gerangan yang mengambil bekalku?" batinnya dalam hati sambil mengitarkan pandangan curiga ke seputar kelas.

Sepulang dari sekolah, diceritakan kasus bekal yang hilang kepada ibunya. "Ibu tidak lupa menyiapkan bekal untukku sebanyak dua potong kan?" tanya Adi penasaran.

"Iya, Ibu ingat sekali menyiapkan bekalmu dua potong, bukan sepotong," jawab ibu Adi meyakinkan.

Seminggu kemudian, saat kembali ke kelas, tanpa sengaja, Adi terkejut melihat penjaga sekolah mengendap-endap memasuki kelas yang masih kosong. Dia membuka tas Adi dan mengambil sepotong bekalnya. Kemudian bergegas pergi dengan muka tampak tertekandan murung.

Sepulang dari sekolah, Adi menceritakan kejadian itu kepada ibunya. "Ibu, ternyata pencurinya si penjaga sekolah. Apa yang harus Adi lakukan, Bu? Kalau Adi laporkan ke wali kelas atau kepala sekolah, dia pasti diberi sanksi, bahkan mungkin dikeluarkan dari sekolah. Kasihan kan, Bu. Walaupun orangnya baik, tapi yang diperbuat kan salah".

Dengan tersenyum sayang, ibunya menjawab, "Saran ibu, jangan dilaporkan dulu ke sekolah. Ibu kenal baik keluarga penjaga sekolahmu itu. Dia bukan penjahat. Pasti karena terpaksa dia mengambil setengah bekalmu. Dan masih berbaik hati meninggalkan setengahnya untuk Adi agar Adi tidak kelaparan. Begini saja, besok akan Ibu siapkan bekal lebih banyak, dua kali dari biasanya. Adi berikan sebungkus kepada penjaga sekolah. Cukup berikan saja, tidak perlu menegur atau berkata apapun kepadanya. Kita lihat apa reaksinya, setuju?"

Keesokan harinya, Adi menemui penjaga sekolah dan menyerahkan sebungkus bekal. Penjaga sekolah terkejut sesaat, wajahnya pucat dan takjub. Dengan tangan gemetar, diterimanya bingkisan itu. Tampak matanya berkaca-kaca.

Sambil terbata-bata dia berkata, "Terima kasih, terima kasih Nak. Bapak minta maaf telah mengambil setengah jatah bekal Nak Adi. Bapak sungguh menyesal dan dihantui perasaan bersalah. Bapak lakukan karena terpaksa. Anak bapak sakit, sedangkan uang kami tidak cukup untuk membeli makanan karena istri bapak memerlukan biaya untuk melahirkan. Mohon maafkan Bapak, Nak. Bapak berjanji tidak akan mengulanginya. Dan terima kasih karena tidak melaporkan kepada pihak sekolah sehingga Bapak masih bisa bekerja. Sampaikan permintaan maaf dan terima kasih kami pada ibumu. Sungguh beliau seorang ibu yang baik dan bijak". Sambil mengangguk senang, Adi meninggalkan penjaga sekolahnya.


kesalahan, walau dengan alasan apapun, tidak akan menjadi benar. Mau menyadari, mengakui kesalahan, dan meminta maaf adalah sebuah kebesaran jiwa. Dan berjanji untuk tidak mengulangi adalah kebijaksanaan tertinggi.

Sebaliknya, bisa memaafkan orang yang bersalah kepada kita bahkan rela memberi bantuan dan menyadarkannya, bukan hanya damai di hati tetapi sekaligus menunjukkan kita, manusia, sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Maka jelas sekali, jika bisa berbagi, kita akan bahagia. Berbagi dan berbahagialah !

13. Rasa Tanggung Jawab
Suatu hari, seorang tenaga marketing di bidang keuangan mengeluh dengan putus asa. "Seumur hidup saya akan merasa bersalah karena telah menyebabkan nasabah rugi besar. Apalagi jika sampai ada yang meninggal karena itu. Aduh rasanya saya mau mati saja," katanya. Perusahaan tempatnya bekerja ternyata tidak mampu mengembalikan uang nasabah, sesuai perjanjian. Bukan hanya bunga yang tidak dibayar, bahkan pokoknya pun telah menyusut hingga 20 persen karena situasi market yang bergejolak turun.

Hampir setiap kali bicara di telepon, dia menangis ketakutan dikejar rasa bersalah dan memikirkan para nasabah yang pasti membencinya. "Kali ini, habislah saya. Mangkok nasi saya sudah terbalik. Saya trauma mau mencari kerja lagi. Pikiran saya kacau. Kalau ada apa-apa dengan nasabah gara-gara uangnya di sini nggak balik, matilah saya. Huhuhu... Bagaimana ya, Pak? Saya yang bujuk nasabah untuk investasi di sini, tapi sungguh Pak, saya tidak tahu kalau menejemennya amburadul seperti ini. Saya tidak pernah berniat mencelakai siapapun, tapi hari ini, huhuhu... justru orang-orang yang percaya kepada saya yang saya celakai."

Sambil bercanda, si penerima keluhan menjawab, "Lho, jangan mati dulu dong. Kalau kamu orang yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab, justru harus tetap hidup dan menghadapi masalah ini. Tunjukkan bahwa kamu tidak akan lari dan akan membantu menyelesaikannya hingga beres. Jika kamu sudah maksimal membantu, tetapi nasabah tetap tidak puas (karena rugi besar), itu risiko yang harus kamu tanggung. Nggak perlu marah-marah sendiri. Nasabah mau marah dan benci, itu adalah hak mereka. Siapa pun yang dirugikan sebesar itu, boleh marah kok, sangat manusiawi."

Ia melanjutkan bicaranya. "Mereka belum tentu membenci kamu secara pribadi, tetapi situasi yang tidak nyaman menyebabkan harus ada orang yang bisa dijadikan tempat untuk mereka marah. Ya kamulah orang yang paling tepat buat sasaran. Tetapi sebenarnya, setiap orang harus bertanggung jawab pada keputusannya sendiri! Saat nasabah menandatangi perjanjian, dengan sadar, tidak ada orang yang memaksa dia untuk ikut kamu kan? Jadi, jika kamu udah mengupayakan semaksimalnya, sisanya serahkan pada Yang Di Atas. Itu sudah di luar kendalimu. Jangan percaya kalau ini adalah akhir dunia, alias kiamat. Setiap pekerjaan yang kamu kerjakan dengan hati dan niat baik, pasti ada jalan yang terbuka. Hari ini nasabahmu mungkin sekitar 50 orang. Padahal di luar sana masih ada puluhan orang lain calon nasabah. Nah, ke depan, hati-hati memilih tempat kerja, teliti dulu. Tegakkan kepala dan bersikaplah optimis karena hidup harus berlanjut!"

kita mungkin pernah merugikan orang lain dengan tidak sengaja, hingga orang lain menderita. Tetapi yang paling utama adalah kita sadar secara tulus bahwa kita tidak ada hati secara sengaja untuk merugikan orang lain. Selain itu, kita harus berani bertanggung jawab, membantu, dan menghadapi situasi itu sampai tuntas.

Seorang ilmuwan besar Albert Einstein (1879-1955) mengatakan, "The price of greatness is responsibility" (harga sebuah kebesaran ada di tanggung jawab). Mempunyai rasa tanggung jawab adalah mutiara kehidupan. Dengan rasa tanggung jawab yang besar, kita ambil hikmah dan pelajaran pahit,serta tetap berani berjalan ke depan dengan optimis aktif!

14. Arti Kehidupan
Alkisah, ada seorang pemuda tampak mendatangi seorang tua bijak untuk bertanya, “Paman, saya menempuh perjalanan jauh ini, sesungguhnya untuk menemukan jawaban, bagaimana caranya membuat diri sendiri selalu gembira dan bahagia? Dan, sekaligus bisa membuat orang lain selalu gembira?”

Sesaat, si paman menatap sambil menilai kesungguhan raut wajah rupawan di hadapannya. Sambil tersenyum bijak, dia berkata, ”Anak muda, mengingat usiamu yang masih begitu muda, terus terang paman terkejut dan tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu. Baiklah, untuk menjawab pertanyaanmu, paman akan memberimu empat kalimat sakti. Perhatikan baik-baik ya...”

”Pertama, anggap dirimu sendiri seperti orang lain!” Kemudian, si paman melanjutkan dengan pertanyaan, ”Anak muda, apakah kamu mengerti kalimat pertama ini? Coba pikir baik-baik dan beri tahu paman apa pengertianmu tentang kalimat tadi?”

Tidak lama kemudian, si pemuda dengan gembira menjawab, ”Saya coba jawab ya Paman, tapi tolong dikoreksi jika salah. Jika saya bisa menganggap diri saya seperti orang lain, maka saat saya menderita, sakit dan sebagainya, dengan sendirinya perasaan sakit itu akan jauh berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika saya mengalami kegembiraan yang luar biasa, dengan menganggap diri sendiri seperti orang lain, maka kegembiraan itu tidak akan membuatku lupa diri. Apakah betul Paman?”

Dengan wajah senang si paman mengangguk-anggukkan kepala dan melanjutkan berkata, “Kalimat kedua, anggap orang lain seperti dirimu sendiri!”

Setelah berpikir sejenak, kemudian...perlahan ia mengulangi kata-kata si paman, ”Anggap orang lain seperti diri kita sendiri... Dengan menganggap orang lain seperti diri kita, maka saat orang lain sedang tidak beruntung, kita bisa berempati, bahkan mengulurkan tangan untuk membantu. Kita juga bisa menyadari akan kebutuhan dan keinginan orang lain. Berjiwa besar serta penuh toleransi. Betul Paman?”

Dengan raut wajah makin cerah, si paman berkata, ”Lanjut ke kalimat ketiga. Camkan kalimat ini baik-baik, anggap orang lain seperti mereka sendiri!”

Si anak muda terlihat kembali berpikir. Tak lama , ia mengutarakan pendapatnya, ”Kalimat ketiga ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai privacy orang lain, menjaga hak asasi setiap manusia dengan sama dan sejajar. Sehingga, kita tidak perlu saling menyerang wilayah dan menyakiti orang lain. Tidak saling mengganggu. Setiap orang berhak menjadi dirinya sendiri. Bila terjadi ketidakcocokan atau berbeda pendapat, masing-masing bisa saling menghargai.”

Selesai berkata-kata, terdengar sang paman tertawa, ”Bagus, bagus sekali! Ketiga kalimat telah kamu artikan dengan sangat baik. Nah, sekarang kalimat keempat, anggap dirimu sebagai dirimu sendiri! Paman telah menyelesaikan semua jawaban atas pertanyaanmu. Anak muda, kalimat yang terakhir memang sesuatu yang sepertinya tidak biasa. Karena itu, renungkan baik-baik,” kata si paman sambil beranjak dari tempat duduknya.

Sampai beberapa waktu, pemuda itu tampak kebingungan dan kembali mencari sang paman.

”Paman, setelah memikirkan keempat kalimat tadi, saya merasa ada ketidakcocokan, bahkan kontradiktif. Bagaimana caranya saya bisa merangkum keempat kalimat tersebut menjadi satu? Dan, perlu waktu berapa lama untuk mengerti semua kalimat Paman sehingga aku bisa selalu gembira dan sekaligus bisa membuat orang lain juga gembira?”

Spontan, si paman menjawab, ”Gampang. Renungkan dan gunakan waktumu seumur hidup untuk belajar dan mengalaminya sendiri.”

Si pemuda berkelana dan belajar hingga usia tua. Saat dia meninggal, orang banyak menjulukinya sebagai, ”Orang bijak yang selalu gembira dan senantiasa menularkan kegembiraannya kepada setiap orang yang dikenalnya”.

Keempat kalimat di atas, yakni:

1. anggap dirimu seperti orang lain;

2. anggap orang lain seperti dirimu;

3. anggap orang lain seperti mereka sendiri;

4. anggap dirimu sebagai dirimu sendiri;

memang bukan sesuatu yang mudah untuk dimengerti, apalagi dipraktikkan. Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk belajar mencintai kehidupan dan belajar berinteraksi dengan manusia lain di muka bumi ini. Selama kita mampu menempatkan diri, tahu dan mampu menghargai hak-hak orang lain, serta mengerti pula keberadaan jati diri sendiri di setiap jenjang proses kehidupan, maka kita akan menjadi manusia yang lentur.

Dengan begitu, ke mana pun kita bergaul akan mendapat tempat dan selalu memberikan kehangatan, kedamaian, kegembiraan. Dan kebahagiaan hidup pun akan muncul secara alami.......


Success is my right!

15.Setiap Insan Adalah Spesial
Alkisah, disebuah kelas sekolah dasar, bu guru memulai pelajaran dengan topik bahasan, "Setiap insan adalah spesial". Kehadiran manusia di dunia ini begitu berarti dan penting. "Anak-anakku, kalian, setiap anak adalah penting dan spesial bagi ibu. Semua guru menyayangi dan mengajar kalian karena kalian adalah pribadi yang penting dan spesial. Hari ini ibu khusus membawa stiker bertuliskan warna merah "Aku adalah spesial". Kalian maju satu persatu, ibu akan menempelkan stiker ini di dada sebelah kiri kalian". Dengan tertib anak-anak maju satu persatu untuk menerima stiker dan sebuah kecupan sayang dari bu guru mereka. Setelah selesai, bu guru melanjutkan "Ibu beri kalian masing-masing tambahan 4 stiker. Beri dan tempelkan 1 kepada orang yang kalian anggap spesial, sebagai ungkapan rasa hormat dan terima kasih dan kemudian serahkan 3 stiker lainnya untuk diteruskan kepada orang yang dirasa spesial pula olehnya, begitu seterusnya. Mengerti kan.......".

Sepulang sekolah, seorang murid pria mendatangi sebuah kantor, diapun memberikan stikernya kepada seorang manajer di sana. "Pak, bapak adalah orang yang spesial buat saya. Karena nasehat-nasehatpak berikan, sekarang saya telah menjadi pelajar yang lebih baik dan bertanggung jawab. Ini ada 3 stiker yang sama, bapak bisa melakukan hal yang sama, memberikannya kepada siapapun yang menurut bapak pantas menerimanya".

Lewat beberapa hari, manajer tersebut menemui pimpinan perusahaannya yang emosional dan sulit untuk didekati. Tetapi mempunyai pengetahuan yang luas dan telah memberi banyak pelajaran hingga dia bisa menjadi seperti hari ini. Awalnya sang pemimpin terkesima, namun setelah mengetahui alasan pemberian stiker itu, dia pun menerimanya dengan haru. Sambil mengangsurkan si manajer berkata,"Ini ada 1 stiker yang tersisa. Bapak bisa melakukan yang sama kepada siapapun yang pantas menerima rasa sayang dari bapak". Sesampai di rumah, bergegas ditemui putra tunggalnya. "Anakku, selama ini ayah tidak banyak memberi perhatian kepadamu, meluangkan waktu untuk menemanimu. Maafkan ayahmu yang sering kali marah-marah karena hal-hal sepele yang telah kamu lakukan dan ayah anggap salah. Malam ini, ayah ingin memberi stiker ini dan memberitahu kepadamu bahwa bagi ayah, selain ibumu, kamu adalah yang terpenting dalam hidup ayah. Ayah sayang kepadamu". Setelah kaget sesaat, si anak balas memeluk ayahnya sambil menangis sesenggukan. "Ayah, sebenarnya aku telah berencana telah bunuh diri. Aku merasa hidupku tidak berarti bagi siapapun dan ayah tidak pernah menyayangiku. Terima kasih ayah". Mereka pun berpelukan dalam syukur dan haru serta berjanji untuk saling memperbaiki diri.

Kehidupan layaknya seperti pantulan sebuah cermin. Dia akan bereaksi yang sama seperti yang kita lakukan. Begitu pentingnya bisa menghargai dan menempatkan orang lain di tempat yang semestinya. memuji orang lain dengan tulus juga merupakan ilmu hidup yang sehat, bahkan sering kali pujian yang diberikan disaat yang tepat akan memotivasi orang yang dipuji, membuat mereka bertambah maju dan berkembang, dan hubungan diantara kitapun akan semakin harmonis,mari kita mulai dari diri kita sendiri,belajar memberi pujian, menghormati dan memperhatikan orang lain dengan tulus dengan demikian kehidupan kita pasti penuh gairah, damai dan mengembirakan.

16. Doa Dan Usaha
Dikisahkan, ada seorang pemuda sedang naik sepeda motor di jalan raya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seperti ditumpahkan dari langit. Dengan segera ditepikan sepeda motornya untuk berteduh di emper sebuah toko. Dia pun membuka helm yang dikenakan dan segera perhatiannya tercurah pada langit di atas yang berlapis awan kelabu.

Sambil menggigil kedinginan, bibirnya tampak berkomat-kamit melantunkan doa, "Tuhan, tolong hentikan hujan yang kau kirim ini. Engkau tahu, saya sedang didesak keadaan harus segera tiba di tempat tujuan. Please Tuhan....., please..... Tolong dengarkan doa hambamu ini". Dan tak lama kemudian tiba-tiba hujan berhenti dan segera si pemuda melanjutkan perjalanannya sambil mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah mendengar dan mengabulkan doanya.

Di waktu yang berbeda, di cuaca yang masih tidak menentu, lagi-lagi hujan turun cukup deras dan kembali si pemuda mengulang kegiatan yang sama seperti pengalamannya yang lalu, yakni berdoa memohon Tuhan menghentikan hujan, tetapi kali ini hujan tidak berhenti bahkan semakin deras mengguyur bumi. Di tengah menunggu berhentinya hujan, si pemuda sadar, dia harus berupaya menemukan dan membeli jas hujan untuk mengantisipasi saat berkendaraan di tengah hujan. Kali ini, walaupun terlambat, dia belajar sesuatu hal yakni ada saatnya mengucap doa tetapi juga harus disertai dengan usaha yaitu menyiapkan jas hujan.

Suatu hari, di waktu yang berbeda,si pemuda ke kantor tanpa sepeda motornya karena mogok akibat kebanjiran. Hujan yang kembali turun, tetapi jas hujan yang telah dibeli, saat dibutuhkan, tiba-tiba raib entah kemana. Dia pun mulai bertanya kesana kemari, barangkali ada yang bersedia meminjamkan payung atau apapun untuk melindunginya dari terpaan guyuran hujan. Kembali diulang doa yang sama, usaha yang sama, dan harapan yang sama pula. Eh,tiba-tiba seorang teman yang bersiap hendak meninggalkan tempat itu dengan berkendaraan mobil berkata, "Hai teman, kalau kita searah jalan. Ayo ikut aku sekalian. Aku antar sampai tempat tujuanmu dan dijamin tidak kehujanan, oke?". maka si pemuda itu pun mendapat tumpangan dan pulang ke rumah dengan selamat.

Peristiwa alam yang sama, yakni turunnya hujan, telah mengajarkan si pemuda bahwa selain doa, harus usaha dan akhirnya berserah. Karena jika kita mau membuka hati, ternyata Tuhan tidak pernah meninggalkan kita tetapi kitalah yang harus berupaya dengan segala cara dan pikiran yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita.

Hanya sekedar mengandalkan doa saja namun tanpa usaha dan kerja nyata tidak mungkin ada perkembangan, hasil akhirnyapun pasti nihil alias kosong, sedangkan sekedar kerja keras tanpa diiringi doa memungkinkan kita salah bertindak karena hanya memikirkan hasilnya. Dengan dilengkapi doa tentu usaha kita itu terarah di jalan yang benar, baik dan halal, maka yang paling ideal adalah usaha dan kerja keras kita yang diiringi dengan doa, niscaya segala usaha kita akan dikabulkan dan tentu hasil yang kita inginkan akan sukses dan memuaskan.

Sumber : Internet