10/10/2011
Suatu hari saya ngobrol dengan seorang teman ditempat kami bekerja. Rupanya ia kehausan, dan kemudian mengambil segelas air putih yang memang tersedia diruangan tersebut. Seteguk demi seteguk dia nikmati air minum tersebut. Kemudian dia bergumam spontan : sungguh nikmat sekali minum air putih selagi haus.
Mendengar gumaman itu saya jadi merasa aneh sendiri. Ada sesuatu yang janggal dengan ungkapannya. Ia merasakan nikmat minum air putih, ketika sedang dalam keadaan sangat haus. Spontan saya pun bertanya : seandainya sedang tidak haus, apakah air putih itu menjadi tidak nikmat ?? Teman saya kemudian menjawab dengan spontan : Tentu saja tidak senikmat ini. Ia menjawab dengan penuh yakin. Saya tambah kepikiran dan merenung. Kalau tidak haus, maka air putih itu rasanya tidak nikmat. Jika sedang haus, maka air putih yang sama itu rasanya akan menjadi nikmat. Sungguh menarik juga pernyataan teman saya itu.
Jika pernyataan teman saya tadi dapat dibenarkan oleh pendapat umum, maka ada sesuatu yang sangat menarik, yang mungkin tidak pernah terperhatikan sebelumnya. Yaitu : yang menjadi sebab nikmatnya air ternyata bukan rasa air itu sendiri melainkan karena adanya rasa haus. Jadi terasa aneh dan luar biasa.
Berarti rasa haus itu lebih mendassar daripada rasa air. Oleh karena itu yang harus kita cari bukanlah rasa air melainkan rasa haus. Bukankah dengan rasa haus itu kita jadi bisa merasakan nikmatnya segelas air putih. Saya jadi terkejut sendiri. Berarti yang namanya rasa haus itulah sebenarnya yang menjadi penentu nikmat tidaknya seseorang ketika meminum air. Maka rasa haus sebenarnya adalah karunia Allah yang sangat besar kepada kita ummatnya.
Jika hal ini kita teruskan, maka kita akan menemukan sesuatu yang lebih aneh dan luar biasa. Jika rasa lapar adalah rasa yang menyebabkan seseorang menjadi nikmat makan, berarti rasa lapar adalah juga merupakan karunia dan kemurahan Allah SWT. Jika sakit adalah yang menyebabkan seseorang dapat menikmati masa sehatnya, maka sakit juga merupakan karunia dan kemurahan Allah SWT.
Rasa haus, lapar, dan rassa sakit ternyata adalah kemurahan Allah kepada kita hamba – hambanya. Tetapi mampukah kita melihatnya?? Mampukah ketika kita merasa haus kita berucap syukur Alhamdulillah. Karena bukankah itu adalah kemurahan dari Allah yang sangat mahal?? Bisakah ketika lapar, kita juga tersenyum seraya berbisik dengan mengucapkan Alhamdulillah. Sebab kita tahu bahwa lapar juga merupakan kemurahan dari Allah. Dan ketika kita sedang sakit mampukah kita dengan tulus ikhlas melantunkan kalimat indah Alhamdulillah.
Subhanallah, ketika kita sehat bertemu dengan Allah, kita s akitpun bertemu dengan Allah. Kita kenyang bertemu dengan Allah, kita laparpun bertemu dengan Allah. Sungguh setiap saat kita akan berjumpa dengan kasih sayang Allah SWT.
Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah : 115)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar