07/08/2011
Pak Budi, seorang tukang becak. Ia sudah lama menggeluti pekerjaannya. Dan mempunyai prestasi yg cukup mencengangkan. Sejak kecil ia tidak pernah mengenal bangku sekolah (Pendidikan). Tetapi kini ia telah menjadi seorang yang sukses dengan menikmati kehidupan hari tuanya dengan penuh damai dan sejahtera. Cerita ini saya dapatkan dari seorang teman, ketika kami ngobrol ditempat kami bekerja. Bu Ana teman saya ini, dengan penuh antusias menceritakan kisah tentang Pak Budi.
Pak Budi mempunyai dua orang anak laki – laki, yg subhanallah kedua – duanya kini telah menjadi Perwira Angkatan Darat. Kedua anak tersebut lulusan SMA, dan dua – duanya masuk pendidikan militer, AKABRI. Sebagai seorang yg tidak punya biaya, untuk menyesekolah kan kedua org anaknya Pak Budi mencari biaya dengan cara lain. Cara apa yang bisa diterapkan oleh seorang tukang becak seperti dia ?? ia tidak punya pekerjaan sampingan, juga tidak berpendidikan.
Ketika Bu Ana bertanya, ‘ Pak Budi, kok bisa ya, Bapak menyekolahkan kedua anak bapak sampai di AKABRI? Wah, berapa biaya yg habis bapak keluarkan. Dan bagemana cara bapak mendapatkan biaya itu ?
Pak Budi, saya inikan tukang becak, darimana saya mendapatkan biaya? Sejak anak saya sekolah di SMP, saya sudah kewalahan mencarikan biaya. Tetapi Alhamdulillah sejak saat itu saya masih bisa terus menyekolahkannya dengan cara saya sendiri. Yaitu saya terus berdoa tidak kenal putus sepanjang hari dan malam. Itu saya lakukan selama puluhan tahun. Sejak saya menyadari bahwa tidak mungkin saya mencari biaya sendiri untuk menyekolahkan kedua anak saya. Tentu harus ada yg menolong saya untuk menyekolahkan.
Tanya Bu Ana : Siapa yang Bapak maksud dapat menolong untuk mencarikan biaya itu? Pak Budi menjawab dengan raut wajah bahagia sambil tersenyum simpul: Siapa lagi kalo bukan Gusti Allah Yang Maha Kuasa. Bu Ana hanya bisa berdecak kagum. Pak Budi, kalo boleh saya tahu, Doa apa yg Bapak panjatkan selama puluhan tahun tersebut, sehingga Bapak bisa seperti ini? Jawab Pak Budi : saya juga gak bisa doa yang panjang – panjang Bu. Saya hanya berdoa kepada Gusti Allah Yang Maha Kuasa, agar kami sekeluarga mendapatkan Ridho-Nya..
Pak Budi menambahkan : saya menangis sepanjang malam untuk mendapatkan ridha-Nya, selain itu tidak!! Saya tidak pernah minta untuk mendapatkan biaya sekolah. Saya tidak pernah minta agar saya kaya, bahkan saya tidak berani minta agar saya bahagia.. saya takut minta yg macam – macam, saya hanya minta mengharapkan Ridho-Nya dunia – akherat saja.
Mendengar jawaban itu, Bu Ana jadi termangu. Dan terdiam dalam seribu bahasa. Sungguh luar biasa Doa itu. Seorang yang hidupnya sederhana secara ekonomi dan serba kesulitan dalam hidupnya. Tetapi doa yang dipanjatkan bukannya minta kemudahan dalam kehidupan. Yg diminta malah sangat simple. Tetapi justru nilainya jauh lebih tinggi dari kebutuhannya saat itu. Yang dimintanya adalah Keridhaan Allah Yang Maha Kuasa, Subhanallah …!
Kalaulah Allah SWT, sebagai Dzat Yang Berkuasa atas segala sesuatu sudah Meridhainya, maka tidak ada kata mustahil. Semua yang mengatur DIA. Apa yg dibutuhkan oleh hamba-Nya, DIA lah yang memproses.. jika seorang yg dicintai-Nya sedang membutuhkan biaya, maka DIA Dzat Yang Maha Kaya itu. Jika seorang hambanya sedang kesulitan akan sesuatu, maka DIA lah yang akan memudahkannya. Dengan menjadi hamba-Nya, sungguh kita manusia akan mendapatkan sesuatu dari-Nya sebelum kita memintanya.
Hadist Qudsi : “ Apabila seorang hamba datang kepada-Ku, dan ia sibuk mengingatku sampai lupa memohon keperluannya sendiri, maka Aku akan memberikan sesuatu yang terbaik baginya sebelum ia minta Kepada –Ku.. (HR. Bukhari, Baihaqi).
Sungguh kita semua menjadi malu kepada diri sendiri. Kita sering minta kepada-Nya yang macam – macam, lebi – lebih ketika kita sedang dirundung kesulitan. Doa Pak Budi sungguh indah dan sangat universal, ia hanya mengharapkan Ridha-Nya Semata. Dengan mendapatkan ridho-Nya itulah, Insya Allah semua kebutuhan manusia akan terkandung didalamnya. Dan itu telah dibuktikan oleh seorang tukang becak yang luar biasa ini …
Sebagai tetangga, Bu Ana kagum luar biasa, dan bangga, serta sangat bersyukur punya tetangga seperti Pak Budi. Pak Budi kini menjadi orang yang bahagia dalam kehidupannya. Ia menempati rumah yang cukup layak, menjadi Bapak dari dua orang perwira… Subhanallah ….!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar