25/08/2011
Kisah tentang keberanian para Mujahidin ini pernah saya baca dalam sebuah majalah. Ternyata peluru lawan yang berseliweran hanya mereka anggap seperti sekumpulan serangga. Semua itu tidak membuat mereka gentar. Mengapa bisa demikian ?? Inilah yang harus kita tiru dari mereka. Mereka tetap masih bisa tersenyum dan bercanda ditengah – tengah peperangan. Tentu saja hal itu bukan karena mereka tidak serius dalam menghadapi serangan lawan, namun mereka yakin akan satu hal. Bahwa setiap peluru yang dimuntahkan oleh senjata pemusnah dari pihak lawan memiliki alamatnya masing – masing.
Maksudnya, peluru – peluru itu tidak akan membunuh mereka. Jika Allah belum menentukan kematian mereka, maka mereka tidak akan mati. Kalaupun mereka mati, maka Insya Allah kematian mereka tidak akan sia – sia.
Ya! Setiap insan akan sampai pada saat kematian. Tidak ada yang tahu kapan akan tiba gilirannya. Yakinlah, kematian itu tidak akan dipercepat ataupun ditunda. Jika ajal kita telah tiba, maka tak ada seorangpun yang kuasa untuk menolaknya. Siapapun pasti akan mengalami kematian, termasuk para petinggi negeri ataupun rakyat biasa. Tak ketinggalan pula para mujahidin yang memperjuangkan kebenaran. Pada akhirnya pun akan meninggalkan dunia ini. Namun, kita tidak pernah tahu apakah mereka akan meninggal dalam peperangan ataukah diluar itu.
Tidak ada orang yang tahu kapan ajalnya akan tiba. Seharusnya kematian saudara, teman, dan yang lainnya yang sempat kita saksikan, bisa menjadi penggugah dan pengingat bagi kita. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh salah seorang sahabat tentang siapakah orang yang paling cerdas. Beliau berpendapat bahwa ternyata orang yang cerdas bukanlah orang yang bergelar, bukan sarjana, bukan orang yang banyak ilmunya. Tetapi orang yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak ingat mati dan yang paling mempersiapkan diri dengan bekal amal shaleh untuk menghadap Illahi.
Oleh karena itu, kita tidak perlu takut mati. Tugas kita adalah mempersiapkan diri agar hidup kita berakhir dengan penuh kebaikan atau lebih dikenal dengan istilah Khusnul Khatimah. Kapanpun dan dimanapun kita, tidak perlu takut mati, tetapi kita harus selalu siap dan waspada. Berhati – hati dan penuh perhitungan dalam setiap langkah tetap harus kita lakukan. Kalaupun kita tidak takut mati, pastinya kitapun tidak ingin mati sia – sia.
Jalan menuju kematian memang beragam. Pergi kemedan perang belum tentu menjadikan kita berumur pendek. Kita pasti akan mendatangi tempat dan masa kematian kita. Sehingga jangan risaukan kematian. Tetapi risaukanlah jika bekal kita menghadap – Nya tidak cukup. Sebodoh – bodohnya manusia adalah yang memiliki modal umur tapi dihamburkan dengan sia – sia. Mudah – mudahan tiada lagi detik yang berlalu kecuali penuh makna .. Insya Allah amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar