13/11/2011
Wahai diri, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah begadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan pasti ada petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang – benderang.
“Mudah – mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (Kepada Rasul-Nya) atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. (QS. Al-Maidah:52)
Sampaikanlah kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak – puncak gunung, dan dasar – dasar lembah. Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa pertolongan Allah akan datang secepat kelebatan cahaya dan kedipan mata. Kabarkan juga kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.
Saat kita melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa dibalik kejauhan itu terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan.
Ketika kita melihat seutas tali merenggang kencang, ketahuilah bahwa tali itu akan segera putus. Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.
Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim AS. dan itu, karena pertolongan Illahi membuka jendela seraya berkata :“ Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya :69)
Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Nabi Musa AS) itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah :” Sekali – kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb ku besertaku, kelak DIA akan memberi pentunjuk kepadaku. “ (QS. Asy-Syu’ara:62)
Ketika bersembunyi dari kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi Muhammad SAW yang ma’shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga, rasa aman, tentram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.
Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu karena mereka hanya menatap dinding – dinding kamar dan pintu – pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai kebelakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada diluar pagar rumahnya.
Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik – baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malampun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib tetap tersembunyi, dan Sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.
Laa Tahzan !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar