06/11/2011
Abu Dzar membuka surat yang sampai kepadanya. Ternyata surat itu datang dari jauh, yakni dari seorang lelaki yang mengenal Abu Dzar. Lelaki itu mengenal kepribadian Abu Dzar maupun kedudukannya yang menempati posisi yang istimewa di sisi Rasulullah SAW. Serta tahu pula tentang pengetahuan Abu Dzar yang luas tentang hadist – hadist Nabi, nasihat – nasihatnya dan hikmah – hikmahnya. Oleh karena itu, dalam suratnya orang tersebut meminta nasehat yang banyak dari Abu Dzar.
Tatkala Abu Dzar selesai membaca surat tersebut, maka Dia menulis jawabannya : “ Janganlah kamu memusuhi dan berbuat buruk kepada orang yang paling kamu cintai.’’
Ketika jawaban itu sampai kepada pengirim surat dan dibacanya. Orang itu tidak paham sedikitpun maksudnya. Lalu iapun bertanya – Tanya dalam hatinya. Apakah kiranya yang dikehendaki oleh Abu Dzar dengan kata – kata seperti itu : “ Janganlah engkau memusuhi orang yang paling kamu cintai .’’ sesungguhnya ini, demi Allah terlampau jelas. Masuk akalkah bila seseorang memusuhi kekasihnya yang paling ia cintai, atau berbuat buruk kepada kekasihnya itu ?? Tidak. Bahkan mungkin sebaliknya ia akan membelanya dengan harta dan jiwanya sekuat tenaga.
Kemudian orang itu berpikir sejenak dalam hatinya, ia berkata : “ Seharusnya aku tidak melupakan kepribadian penulis nasehat ini, Dia adalah Abu Dzar. Aku harus meminta kepadanya penjelasan dari nasehat yang dia berikan kepadaku.’’ Kemudian ia pun menulis surat lagi kepada Abu Dzar dan meminta penjelasan kepadanya tentang apa yang telah ia tulis.
Dalam jawabannya, Abu Dzar menulis :” Sebenarnya, yang aku maksud orang yang paling engkau cintai dan paling engkau muliakan adalah Dirimu Sendiri. Aku tidak bermaksud orang lain. Oleh karena itu, aku katakana kepada mu : Janganlah kamu berbuat buruk kepada orang yang paling kamu cintai. Artinya : Hendaknya kamu jangan berbuat buruk pada dirimu sendiri. Bukankah kamu tahu bahwa setiap dosa dan kesalahan yang dilakukan oleh seseorang akan kembali bahaya nya kepada diri sendiri.’’
Dikutip dari cerita bijak orang – orang shaleh.
PELAJARAN HIDUP Yang bisa diambil :
Setiap orang harus berbuat yang terbaik untuk dirinya serta bisa menyayangi dirinya sendiri. Jika ia tidak mampu melakukannya, maka itu berarti ia telah benar – benar melakukan kezaliman yang nyata. Lalu bagaimana caranya kita menyayangi diri kita sendiri ??
Caranya, yaitu dengan senantiasa menjaga diri kita dari melakukan hal – hal yang buruk dan membiasakan diri kita untuk melakukan hal – hal yang baik (Amal Shaleh). Karena apapun yang kita lakukan, baik atau buruk, akibatnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Orang yang suka berbuat baik kepada orang lain, maka orang lainpun akan berbuat baik kepadanya. Sebaliknya, jika kita suka menyakiti orang lain, maka orang lainpun tidak akan segan – segan untuk menyakiti kita.
“ Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri … ‘’ (QS. Al-Isra:7).
Jika kita melakukan kebaikan, maka manfaat dari kebaikan itu akan kembali kepada diri kita sendiri. Sebaliknya, jika kita melakukan perbuatan dosa, maka akibat dari dari perbuatan dosa itu akan kembali pada diri kita pula. Dan oran yang melakukan perbuatan dosa maka sama saja ia telah menjerumuskan dirinya dalam kebinasaan.
Padahal dengan jelas Allah telah berfirman :” Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang berbuat baik. ‘’ (QS. Al-Baqarah:195).
Jadi dengan berbuat baik, berarti kita telah menyayangi diri kita sendiri..
Semoga bermanfaat !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar