06/11/2011
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginyapenghidupan yang sempit."
Lihatlah besok,
Taman itu pasti kan menebar senyum elok,
Burung - burungpun kan bersenandung ceria,
Tanpa diliputi kesedihan yang mendera.
Ummi al –Ala meriwayatkan : Ketika aku jatuh sakit, Rasulullah SAW menjenguk dan menghiburku,”Bergembiralah, wahai Ummi al –Ala, karena dengan sakit itu Allah menghapus kesalahan – kesalahan seperti api yang menghilangkan kerak karat pada perak.”
Hadist diatas bukan berarti menyuruh kita untuk membiarkan virus – virus penyakit menyerang tubuh kita sehingga kita tidak perlu berobat dengan alasan bahwa sakit dapat menghapus dan dosa – dosa. Melainkan seorang hamba harus mencari obat penawar dan menghilangkan penyakitnya dengan tetap bersabar atas penderitaan dan menganggapnya sebagai simpanan kebaikan yang akan tercatat dalam buku-Nya. Inilah pesan yang dapat kita ambil dari wanita shaleh itu (Ummi al –Ala).
Seorang istri harus bersabar ketika kehilangan orang – orang yang dicintainya: Suami atau Anak – anaknya. Ada sebuah hadist yang berbunyi :” Sesungguhnya Allah tidak tega untuk memberikan pahala yang lebih rendah dari syurga terhadap hamba-Nya yang beriman dan kehilangan kekasihnya dibumi kemudian bersabar dan ikhlas menerima.”
Ketika seorang istri kehilangan suaminya (Sebab Kematian), sesungguhnya Allah telah mengambil hamba-Nya dan Dia lebih berhak atasnya. Jika seorang wanita berkata:” Suamiku atau Anakku !!” Allah Sang Pencipta berfirman :” Hambaku ! Aku lebih berhak atasnya dari selain-Ku. Suami, anak, ayah, ibu, saudara adalah pinjaman.
“Harta dan Keluarga tidak lain adalah Titipan, dan Titipan suatu saat pasti dikembalikan”.
Hindarilah untuk memaki seperti engkau menghindari wabah penyakit !!!
(La Tahzan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar