25/12/2011
Jangan awali hari dengan penyesalan hari kemarin, karena akan menggangu hebatnya hari ini, dan akan merusak indahnya hari esok. Percayalah, hari ini akan lebih indah daripada kemarin jika kita mengawalinya dengan doa dan senyuman.
“ Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (Datang) nya.” (QS. An – Nahl : 1)
Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi. Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah – buahan sebelum masak ? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna.
Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan – kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian–kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana – bencana yang bakal ada didalamnya?
Bukankah, kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan ?
Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun kebumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai diatasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan berhenti dijalan sebelum sampai kejembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai diatasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai jembatan tersebut dan berhasil dalam menyeberanginya.
Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka – buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan – kecemasan yang baru diduga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal ( angan – angan yang terlalu jauh ).
Secara nalar, tindakan itupun tak masuk akal karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang – bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia didunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan – ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit, dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanya lah bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah – sekolah setan. Astaghfirullah Al Adzim.
“ Syetan menjanjikan ( Menakut – nakuti ) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. “ (QS.Al-Baqarah : 268)
Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada digenggaman yang lain tentu tidak akan menggadaikannya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan ia akan meninggal, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.
Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. Jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pernah pula menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk.
Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang – orang yang berani menebus kesedihansuatu masa yang belum tentu matahari terbit didalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan – angan yang berlebihan.
Doaku hari ini: Ya Allah, tetapkan aku dalam keimanan yang kokoh, datangkanlah kebaikan dan jauhkanlah segala keburukan. Aamiin.
La Tahzan !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar