09/12/2011
Tentang masalah ini tersisa satu titik, yaitu perasaan gembira dan bahagia ketika seorang mendapat karunia atau ketika seorang berhasil mengerjakan sesuatu pekerjaan yang baik. Tetapi, apakah perasaan gembira ketika itu tercela ataukah tidak.
Adapun gembira yang tercela adalah ketika seorang merasa ujub setelah mendapatkan karunia atau setelah melakukan suatu kebaikan. Kegembiraan semacam ini tercela, seperti yang telah dikatakan kaum Karun kepadanya :
“Ketika kaumnya berkata kepadanya: Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang – orang yang terlalu membanggakan diri.” (QS.Al-Qashash:76)
Adapun gembira yang terpuji adalah ketika seorang bergembira karena mendapat karunia dari Tuhannya dan ia mensyukurinya dan menjadikannya sebagai sarana untuk mengajak orang lain kedalam Agama Allah. Kegembiraan seperti itu adalah kegembiraan yang diridhai oleh-Nya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus : 58)
Tentunya, tidak ada jalan untuk melarang seorang bergembira ketika ia mendapat berita gembira atau karunia yang baru atau sukses dalam melakukan suatu kebajikan. Tetapi hendaknya kita mengembalikan segala karunia kepada Allah dan kegembiraan kita hanyalah untuk mensyukuri atas segala karunia – Nya.
Sebagai mana firman-Nya:” Dan dihari (Kemenangan Bangsa Romawi) itu bergembiralah orang – orang yang beriman, karena pertolongan Allah.” (QS. Ar-Ruum:4-5)
Kegembiraan itu kita realisasikan dengan menambah frekwensi munajat dan pujian kita kepada Allah atas segala karunia dan petunjuk-Nya, tanpa itu, seorang tidak akan mendapat karunia-Nya.
Abu Dzar meriwayatkan bahwa ketika Nabi SAW ditanya : “ Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu jika seorang melakukan suatu amal kebajikan karena Allah, sehingga orang lain memujinya ? Sabda Beliau SAW :” Itu adalah kegembiraan yang diberikan lebih dulu bagi seorang mukmin.”
Seharusnya seorang yang bergembira karena dipuji orang lain, hendaknya mengembalikan pujian itu kepada –Nya dan hendaknya ia merasa bahwa karunia dan kesuksesan apapun semuanya dari Allah. Karena itu, setiap mukminwajib bersyukur kepada Allah atas berbagai karunia-Nya.
Ibnul Qayyim berkata :” Diantara salah satu cara untuk membersihkan kegembiraan seorang mukmin dari kesewenangan adalah dengan cara memperbanyak bersyukur dan memuji-Nya. Merendahkan diri, dan merasa kecil dihadapan-Nya.”
Allahua’lam …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar